Home Hukum Waspada, Pergeseran Modus Operandi Terorisme

Waspada, Pergeseran Modus Operandi Terorisme

Jakarta, Gatra.com - Analis Kebijakan Densus 88, Brigjen Polisi Ibnu Suhaendra mengatakan, saat ini telah terjadi pergeseran modus operandi terorisme.

Menurutnya, di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, modus-modus operandi terorisme lebih banyak dilakukan secara daring. Seperti dalam segi propaganda, yang sebelumnya dilakukan secara konvensional melalui buku, majalah, poster, dan pamflet, kini lebih memanfaatkan ruang siber.

Dari cara pelatihan, lanjut Ibnu, sebelumnya dilakukan secara tatap muka melalui pengajian-pengajian konvensional. Sedangkan saat ini dilakukan dengan memanfaatkan e-book dan e-learning.

"Penyediaan logistiknya juga, dulu dilakukan secara konvensional, sekarang modusnya serba online. Misalnya Abu Rara yang melakukan penusukan kepada Pak Wiranto di Serang, pesan pisaunya lewat online," katanya dalam diskusi virtual pada Senin (22/2).

Selanjutnya, dalam perekrutan anggota, sebelumnya hanya menargetkan masyarakat berlatarbelakang pendidikan rendah dan ekonomi menengah ke bawah. Saat ini, perekrutan dilakukan pada masyarakat berpendidikan tinggi dan kelas ekonomi mapan. Bahkan melibatkan anak-anak dan perempuan untuk menjadi pelaku bom bunuh diri.

"Kemudian perencanaannya, komandonya dulu secara hierarki. Kalau sekarang melalui inisiatif sel secara terputus atau melalui kelompok terornya," ujar Ibnu.

Ia melanjutkan, target kelompok teroris ini pun ikut berubah. Sebelumnya, mengincar kepentingan-kepentingan negara barat seperti Amerika, sedangkan saat ini lebih mengincar target lokal dan aparat-aparat keamanan.

Dalam segi pendanaan, sebelumnya bergantung pada organisasi teroris besar seperti Al-Qaeda. Saat ini, pendanaan dilakukan secara mandiri melalui uoaya cyber crime, penyalahgunaan amal, hingga aliran dana dari ISIS di Suriah.

"Kemudian persembunyiannya dulu dilindungi oleh jaringan teroris lokal. Kalau sekarang difasilitasi oleh jaringan teroris antar negara," jelasnya.

961