London, Gatra.com - Inggris menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar diberikan akses yang terbuka ke Xinjiang untuk menyelidiki laporan pelanggaran di wilayah China, pada Senin (22/2).
Dikutip Reuters, Kantor Kementerian Inggris menyebut Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menyebut desakan itu sekaligus akan menandai kembalinya Inggris ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB, sebagai anggota pemungutan suara dalam protes catatan hak sesama anggota dewan China dan Rusia, yang juga meningkatkan kekhawatiran pelanggaran yang terjadi di Myanmar dan Belarusia.
Di China, Raab akan merujuk pada laporan pelanggaran di Xinjiang, termasuk penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi paksa terhadap wanita.
"Itu terjadi dalam skala industri," katanya.
"Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, atau ahli pencari fakta independen lainnya, harus - dan saya ulangi harus - diberikan akses yang mendesak dan transparan ke Xinjiang," tambahnya.
China telah banyak dikecam karena mendirikan kompleks di Xinjiang yang digambarkan Beijing sebagai "pusat pelatihan kejuruan" untuk membasmi ekstremisme dan memberi orang keterampilan baru.
Namun sejumlah pengkritik China justru menilai tempat itu sebagai kamp konsentrasi.
PBB mengatakan bahwa setidaknya 1 juta orang Uighur dan Muslim lainnya telah ditahan di Xinjiang.
Raab juga akan mempersoalkan perlakuan memalukan terhadap kritikus Kremlin Alexei Navalny, krisis di Myanmar dan situasi di Belarusia.
Kementerian akan menjabarkan langkah-langkah yang diambil Inggris untuk mengatasi masalah ini, seperti sanksi, dan mendorong orang lain untuk mengikutinya.