Solok,Gatra.com- Dalam upaya pengurangan sampah organik diKota Solok, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solok memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos sebagai salah satu cara irit biaya dan membantu pemberdayaan bunga yang ada disejumlah taman-taman diKota Solok.
Memanfaatkan sampah sayur-sayuran yang berada dipasar pagi Kota Solok menjadi pupuk Kompos, sejatinya menjadi keinginan kami bersama, terutama dalam mewujudkan Kota Solok mampu melahirkan pupuk kompos untuk taman-taman yang dikelola DLH Kota Solok.
Pengelolaan Pupuk Kompos yang diproses di Rumah Kompos Pasar Pagi ini telah melakukan 3 kali perlakuan pembuatan pupuk kompos dari sampah-sampah organik diPasar Pagi Kota Solok. "Dimana awal pembuatan pupuk kompas ini sudah dimulai sejak 5 Februari 2021 ini, dengan mengumpulkan sampah sayur-sayuran yang ada diPasar Pagi Terminal Bareh Solok setiap hari Selasa dan Jumat," ungkap Kepala Bidang Persampahan, DLH Kota Solok Endriantomy kepada Gatra.com Minggu (21/2).
Bahan baku dalam pembuatan pupuk kompos ini adalah sampah organik dari Tomat, wortel, sayur-sayuran, cabai, dan lainnya. "Kebetulan saat ini belum masuk musim sayur-mayur maka sampah organik ini jumlahnya berkurang, Jika musim sayur maka proses pembuatan pupuk kompos dari sayur-sayuran yang terkumpul bisa mencapai 200 kg dan saat pengolahan menjadi 140 kg, karena sampah ini basah dan mengandung air saat sebelum pengeringan, sehingga ada penyusutan sekitar 60 kg," katanya.
Proses pembuatan pupuk kompos organik ini membutuhkan waktu 9 hari lamanya untuk bisa menjadi pupuk kompos organik siap pakai. Dengan proses pembuatannya yaitu bahan baku dari pupuk kompos berupa sayuran terlebih dahulu diangin-angin diatas saringan yang diposisikan diatas troli selama 2 hari lamanya. Setelah itu dicacah dengan mesin pencacahan.
"Proses pencacahan ini merupakan proses pemisahan antara antara ampas sayur organik dan air yang ada pada sayur ini dan selanjutnya untuk dmasukkan pada drum, dan dicampurkan dengan biang nya Ecofarming," ungkap Endriantomy.
Ia juga menuturkan nantinya pupuk kompos yang sudah diproduksi akan disebarkan dan dijadikan pupuk untuk taman-taman yang ada diKota Solok, sebagai upaya kami dalam menjaga keindahan taman disetiap sudut kota Solok.
"Jika pupuknya masih ada, nantinya akan kami bagikan juga untuk kebutuhan pupuk yang ada dimasing-masing dasawisma diKota Solok," ucapnya.
Hal senada diungkapkan Kasi Sarana dan Prasarana Dinas Lingkungan Hidup Kota Solok Dahwirman, Saat ini kita mencoba dengan teknologi mengelola sampah organik agar bisa dimanfaatkan, serta kedepannya diharapkan sampah organik tidak lagi dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi dikelola disini, Nantinya tidak hanya sampah organik dipasar Pagi Solok saja yang akan kami kelola, selanjutnya kami juga akan menargetkan sampah dari rumah tangga untuk bisa dikelola menjadi pupuk kompos ini.
Untuk Saat ini yang memilah sampah organik diPasar Pagi masih dari petugas Dinas Lingkungan Hidup, karena kita masih keterbatasan untuk bak sampah organik, kemungkinan besoknya bisa jadi pedagang pasar pagi petugas membantu memilah sampah sampah organik dengan disediakan bak sampah khusus sampah organik dipasar pagi ini.
"Sehingga bisa memudahkan kami tim pengelola pupuk kompos dari sampah organik dalam proses pencacahan,"ucapnya.
Sebelumnya, DLH Kota Solok sudah mempunyai rumah kompos di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun tidak terkelola dengan baik karena terbakar pada tahun lalu. "Rumah kompos pun kembali dibangun di pasar pagi, dekat komplek terminal Bareh Solok," kata dia.
Dahwirman juga menyebutkan saat ini sampah organik yang telah dikelola sekitar 400 kilogram dengan menghasilkan sekitar 210 kilogram pupuk kompos. Sampah tersebut berupa sampah sayur yang terdapat di pasar pagi.