Teheran, Gatra.com- Iran mengatakan kandidat vaksin utamanya untuk melawan COVID-19, 90 persen efektif berdasarkan hasil awal. Mohamad Reza Salehi, yang memimpin uji klinis untuk COVIran Barekat, mengatakan kepada Kantor Berita Republik Islam (IRNA) bahwa tes imunogenisitas pada 56 sukarelawan yang mengambil bagian dalam fase pertama uji coba vaksin pada manusia menunjukkan lebih baik daripada- hasil yang diharapkan. Al Jazeera, 21/02.
“Hasil awal menunjukkan bahwa sekitar 90 persen orang yang menerima dua dosis vaksin menunjukkan bukti kekebalan,” katanya, seraya menambahkan bahwa diperlukan lebih banyak pengujian untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Para pejabat sebelumnya mengatakan Barekat "100 persen efektif" terhadap varian COVID-19 yang pertama kali ditemukan di Inggris.
Dari total 56 relawan, suntikan pertama pada akhir Desember. Pada awal bulan ini semua relawan telah menerima dosis kedua vaksin tersebut.
Tahap kedua uji coba manusia diharapkan dimulai sebelum akhir tahun kalender Iran saat ini pada 20 Maret dan terakhir hingga Mei. “Kemungkinan besar fase kedua dan ketiga akan digabungkan dan laporan awal akan diserahkan ke Food and Drug Administration setengah jalan melalui tahap ini,” kata Salehi.
Vaksin Barekat dikelola Setad, sebuah organisasi pemerintah yang kuat di bawah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Tetapi itu bukan satu-satunya kandidat negara yang penuh harapan melawan COVID-19.
Awal bulan ini, para pejabat mengatakan vaksin kedua yang diproduksi secara lokal, yang disebut Razi COV-Pars, akan segera memulai uji coba pada manusia.
Vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Razi Vaccine and Serum Research Institute, lembaga vaksin tertua Iran dengan sejarah hampir 100 tahun, akan diuji pada 133 sukarelawan pada tahap pertama.
Para pejabat berharap untuk memulai vaksinasi publik dengan kandidat lokal dalam beberapa bulan ke depan.
Pada saat yang sama, Iran sedang mencoba untuk mengimpor berbagai vaksin asing, termasuk vaksin Oxford-AstraZeneca, Sinopharm Cina, dan Bharat dari India.
Sejauh ini, satu-satunya vaksin yang benar-benar disetujui dan diberikan kepada orang Iran adalah Sputnik V Rusia, yang diimpor awal bulan ini dalam dosis terbatas dan diberikan kepada petugas kesehatan lini depan.
Iran telah menderita hampir 60.000 kematian dalam tiga gelombang COVID-19 dan para pejabat sekarang memperingatkan bahwa gelombang keempat mungkin akan datang.