Bandung Gatra.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabotabek mengakibatkan sejumlah wilayah itu tergenang banjir. Proyek Kerata Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) secara komprehensif telah melakukan berbagai langkah antisipasi di sekitar lingkungan proyek sejak awal tahun agar bencana tidak berimbas kepada pengerjaan Proyek KCJB.
"Berbekal pengalaman bencana banjir di awal tahun 2020 lalu yang melanda hampir seluruh wilayah Jawa, khususnya Jakarta, tim Poyek KCJB bergerak cepat mengambil sejumlah langkah pencegahan banjir dan longsor di sekitar lingkungan proyek," kata Direktur Utama PT KCIC, Chandra Dwiputra, Sabtu (20/2).
Menurutnya, sejak awal tahun, seluruh jajaran kontraktor proyek KCJB terdiri dari WIKA, Sinohydro, dan CREC bergerak cepat melakukan penanggulangan bencana dengan membangun infrastruktur tambahan dan meningkatkan kualitas saluran drainase di sepanjang proyek untuk menampung debit air yang lebih tinggi.
Di sisi lain, kontraktor proyek KCJB, secara berkala sejak tahun 2020 telah membantu membersihkan daerah aliran sungai di sekitar proyek dan Sistem Drainase Jalan Tol dari timbunan sampah dan lumpur yang berpotensi menyumbat aliran air.
Memasuki musim hujan, proyek KCJB telah meningkatkan kewaspadaan di area proyek dengan menyiagakan sejumlah personel patroli dan alat pompa untuk memitigasi potensi banjir di sekitar lingkungan proyek, terutama di sepanjang Jalur Tol Cikampek dan Purbaleunyi.
"Berbagai tindakan pencegahan tersebut merupakan fokus kami saat ini untuk menjaga lingkungan di area proyek dan sekitarnya. Kami memastikan agar semua dapat dikendalikan dengan baik, termasuk dapat menangani secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem," kata Chandra
Sebelumnya, Ketua Tim Pelaksana Gugus Tugas Khusus Pengendalian Perizinan dan Pengawasan Kegiatan Terhadap Pemanfaatan Bagian Bagian Jalan Tol, Hadrianus Bambang Nurhadi, mengimbau seluruh stakeholder untuk bersama-sama memperhatikan lingkungan guna mencegah banjir.
"Banjir saat ini terjadi karena kondisi cuaca ekstrem akibat climate change, perlu penanganan komprehensif yang melibatkan semua stakeholder terkait dengan masalah sumber daya air.
Perubahan dari tata guna lahan yang mengarah ke permukiman dan area bisnis sangat berkembang dengan pesat sehingga pembangunan infrastruktur, khususnya untuk drainase lingkungan perlu mendapat perhatian, seperti pada Kali Jambe, Kali Cakung, dan lainnya.