Rembang, Gatra.com- Polisi menemukan fakta baru di dalam kasus pembunuhan 4 orang keluarga seniman di Kabupaten Rembang pada Rabu (4/2) lalu. Hasil pemeriksaan terhadap tersangka Sumani, Polisi memastikan aksi pembunuhan sudah direncanakan dengan matang.
"Jadi siang dia melakukan penggambaran rumah dan ngobrol selama 4 jam. Dia bertamu dari jam 11 siang sampai jam 3 sore pamit pulang. Dia kembali lagi jam 8 malam. Jam 11 korban tidur. Jam 11.30 wib dia (pelaku-red) menghabisi korban," kata Kasatreksrim Polres Rembang, AKP Bambang Sugito di kantornya, Jumat (19/2).
"Jadi perlu saya tegaskan ya, dia sudah merencanakan dari rumah sore berangkat jam 8 malam, sudah berpikir karena sakit hati. Yang memicu dia untuk melakukan pembunuhan dengan direncanakan disertai dengan tindak pidana pencurian dan kekerasan, serta melanggar undang-undang perlindungan anak, jadi itu," lanjutnya.
Dari sejumlah keterangan pelaku, motif pelaku menghabisi korban karena sakit hati. Namun pihaknya belum bisa memastikan faktor apa yang membuat pelaku sakit hati sebab masih dalam proses pemeriksaan.
"Motifnya dari rangkaian alat bukti dan keterangan dari Sumani, sakit hati. Dia datang pada siang hari itu dia sudah merancang apa, dia sudah menggambarkan situasi rumah, dia pulang jam 3 sore. Kemudian dia kembali lagi dan kembali ini lah pada jam 11 malam, korban pak Anom pamit tidur. dari keterangan Sumani 23.30 wib inilah dia menghabisi keempat korban," ungkapnya.
Bambang mengungkap, cara tersangka menghabisi keempat korban cukup sadis. Keempatnya dipukul balok kayu sebanyak lebih dari 3 kali secara membabi buta.
"Pertama pak Anom, si Afit (Putrinya-red) bangun teriak ada maling kemudian dipukul 3 kali kepalanya langsung meninggal, si Galuh (cucu-red) bangun sempat duduk dipukul juga 3 kali mati, kemudian ibu Purwati (istri-red) ini keluar dari pintu kamar sebelah, keluar dari pintu kaget langsung ditubruk oleh Sumani, dipukul dengan tangan kosong berkali-kali, Pingsan, lalu dipukuli dengan alat sampai meninggal, kemudian dia baru mencari harta dan perhiasan," ucapnya.
Setelah mendapat harta dan perhiasan, tersangka, Lanjut Bambang me lihat kembali memastikan ibu ini meninggal, dia pukul lagi dan kemudian dia keluar. "Jadi yang paling sadis ini ibunya. Dia pukul pakai tangan kosong berkali-kali di kepalanya sampai pingsan. Setelah itu untuk memastikan sudah mati, dia pukul lagi kepalanya pakai balok kayu," jelasnya.
Tersangka saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Rembang setelah sebelumnya dibantarkan karena mencoba bunuh diri. Dalam kasus ini, tersangka terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup.