Sukoharjo, Gatra.com- Rumah Sakit (RS) rujukan pasien Covid-19 Sukoharjo yang berada di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo Jawa Tengah, yakni RS UNS mendapat kunjungan dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, Jumat (19/2). Dalam kunjungan tersebut, Menko PMK meninjau stand inovasi alat medis hasil penemuan akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS).
Dari pantauan Gatra.com di lokasi, tiba di RS UNS, Menko PMK langsung melakukan tes antigen didampingi Direktur RS UNS, Hartono. Menko PMK langsung meninjau program unggulan riset dan inovasi tata kelola pasien Covid-19. Program riset dan inovasi ini diantaranya alat pelindung diri (APD) anti virus suns proque, ventilator ambugag, ventilator ICU, terapi plasma pheresis, dan High Flow nasal cannula serta kursi roda elektrik.
"Adanya pandemi virus corona berdampak pada perkembangan dan penemuan baru di bidang medis terkait dengan penanganan virus corona," kata Menko PMK usai meninjau.
Bahkan dalam kesempatan itu, Menko PMK juga mencoba menggunakan kursi roda elektrik. Menurutnya, kursi roda elektrik ini sudah sangat nyaman. Hanya saja perlu perbaikan, seperti penggunaan setir yang lebih mudah sehingga bisa digunakan bagi penyandang difabel. Pengendalian kecepatan kursi roda dapat diatur dan tidak mengandalkan tombolnya saja.
"Saya sarankan juga untuk akinya jangan yang mahal-mahal cukup aki yang ada di pasar sehingga mudah untuk diganti, sehingga jika dikirim ke daerah-daerah bisa dimanfaatkan dengan baik. Ini sangat bagus, saya kira bisa langsung menjalin kerjasama dengan pabrik sehingga bisa diproduksi secara masal," ucap Menko PMK.
Terkait dengan izin produksi masal kursi roda elektrik dan izin edarnya, Menko PMK memastikan akan berjalan mudah. Bahkan ia akan segera merekomendasi.
Selain itu salah satu inovasi yang dapat dikembangkan dalam penanganan pandemi Covid-19, yakni terapi plasma pheresis yang saat ini tengah dirintis oleh RS UNS.
Menurutnya, terapi plasma tersebut berbeda dengan terapi plasma konvalesen yang saat ini banyak digunakan di Indonesia. Hanya saja, terapi plasma pheresis tersebut butuh uji klinis lebih lanjut.
Menko PMK mengakui jika terapi plasma yang dikembangkan RS UNS pertama di Indonesia. Untuk itu, pemerintah memberikan apresiasi atas temuan medis yang memiliki dampak jangka panjang yang luas terkait pandemi virus corona. Untuk itu, Kemenko akan memfasilitasi langkah penyempurnaan temuan-temuan medis.
"Inovasi bidang medis ini harus mendapatkan hak paten untuk kepentingan bisnis lebih luas. Untuk menjaga produk tahan mutu dan mengantisipasi pemalsuan tanpa mengetahui manfaatnya," tandasnya