Jakarta, Gatra.com- Pemerintah menargetkan peningkatan penawaran melalui penambahan jumlah on boarding Artisan Indonesia (UMIM/IKM) dalam program Bangga Buatan Indonesia (BBI) akan mencapai 30 juta pada Tahun 2023 mendatang. Dengan demikian targetnya naik sebanyak 18,3 juta dari sebelumnya 11,7 juta
"Jumlah capaian in boarding BBI 2020 hingga Desember 2029 mencapai 3,7 juta atau 85% lebih tinggi dari target ditetapkan Mei 2020 sebesar 2 juta UMKM," kata Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden, Panutan S. Sulendrakusuma dalam Webinar Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Kamis (18/2).
Dalam mencapai target ini, Panutan msnyebutkan perlu peran aktif semua pihak. Dalam hal ini, Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah, Top Brands, dan media massa.
"Kontribusi pemerintah, misal kementerian pertanian mendukung promo dan perdagangan produk pertanian. Kementerian Kelautan produk laut, kemendag kemudahan menjangkau pasar mancanegara," ungkap Panutan.
Hingga peran swasta seperti e-commerce Bulapak, shoppe, dan Blibli.com. Maupun Gojek melalui Gojek Wirausaha, pelatihan kewirausahaan untuk ekosistem mitra Gojek dan non Gojek.
Panutan menyebut peran tersebut penting bagi umkm, mengingat pandemi telah berdampak pada mereka. Mulai dari produksi terhambat, penjualan menurun, hingga kesulitan akses modal juga kesulitan baham dan terhambatnya distribusi.
Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi SuaraPemerintah.id, Arief Munajad menyebut UMKM harus bangkit dan bisa terus naik kelas. "Kita perlu adaptasi dengan membuat strategi dan inovasi dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut,” ujarnya.
Arief mengungkapkan bahwa pandemi ini memaksa seluruh industri di dunia untuk mengubah strategi brandingnya agar bisa bertahan di industrinya. “Strategi branding di era New Normal memiliki perbedaan yang sangat mendasar dengan era sebelumnya,” ungkapnya.
Founder & Owner GambaranBrand Indonesia, Arto Biantoro memaparkan bahwa UMKM saat ini dituntut lebih kreatif untuk mentransformasikan produknya. Misal untuk pelaku usaha makanan, saat ini tidak sebatas bagaimana makanan siap antar saja, tapi misalnya kreatif dengan produk makanan beku dan siap masak misalnya.
"Hal lainnya adalah ulet tidak menyerah. Juga penting melakukan proses edukatif, bagaimana penting membuat market sadar akan kebutuhan," ungkapnya.