Padang, Gatra.com - Komoditas pertanian asal Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) terus melenggang ke pasar internasional. Setelah banyak komoditas masuk ke pasar mancanegara, kini jengkol dari Ranah Minang juga berhasil masuk ke pasar Jepang untuk pertamakalinya.
Jengkol atau archidendron pauciflorum ini merupakan komoditas asal sub sektor hortikultura yang banyak ditanam petani Sumbar. Pelaku usaha tani atau budidaya tanaman ini akhirnya mampu menghasilkan panen dengan jumlah besar, bahkan dengan kualitas yang baik. Hal ini tidak terlepas dari dukungan Ditjen Teknis Hortikultura dan Dinas Pertanian serta petani setempat.
"Satu lagi komoditas pertanian baru unggulan Sumbar mampu menembus pasar ekspor, yakni jengkol," kata Kepala Karantina Pertanian Padang, Iswan Haryanto saat melakukan monitoring tindakan karantina pertanian di gudang pemilik, Kamis (18/2) yang diterima Gatra.com secara tertulis.
Menurut Iswan, guna memenuhi aturan dan protokol ekspor negara tujuan, pihaknya melakukan serangkaian tindakan karantina pertanian untuk memastikan keamanan dan kesehatan komoditas. Salah satunya menerbitkan sertifikat kesehatan karantina tumbuhan atau phytosanitary certificate (PC) sebagai jaminan produk telah memenuhi persyaratan negara tujuan.
Dikatakan Iswan, berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya jengkol asal Sumbar sebelumnya belum pernah masuk pasar ekspor. Namun pada bulan kedua tahun 2021, tercatat sebanyak 100 kg jengkol tujuan Tokyo, Jepang telah melewati sertifikasi karantina pertanian. Menariknya, bahkan pelaku usahanya masih berusia muda.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengapresiasi adanya ragam dan negara tujuan ekspor baru asal Sumbar. Ragam dan negara tujuan ekspor baru menjadi fokus untuk mencapai Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks). Gerakan dengan skema peningkatan nilai ekspor pertanian yang terstruktur yang digagas Menteri Pertanian.
"Gratieks ini pesan Pak Mentan, Syahrul Yasin Limpo kepada Badan Karantina Pertanian selaku koordinator," ujar Ali.
Selain itu, dengan mengakomodir semua kepentingan pelaku pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir, gerakan ini dirancang untuk menggerakan roda ekonomi nasional, mulai dari sisi produksi sampai proses pengolahan. Partisipasi masyarakat juga sangat diperlukan, khususnya dalam menjaga kelestarian produk pertanian agar selain subur juga laris di pasar mancanegara.