Blora, Gatra.com- Dibalik sifatnya yang sederhana, Bripka Puguh Agung Dwi Pambuditomo juga berjiwa sosial tinggi. Hal ini dibuktikan Polisi yang bertugas di Satuan Lalu Lintas tersebut dengan mendirikan yayasan penyandang disabilitas bernama Yayasan Disabilitas Insan Mandiri.
Yayasan yang berada di Kecamatan Randublatung tersebut kini telah mempunyai anak asuh sebanyak 80 orang. Di yayasan ini, para anak asuhnya mendapatkan pendidikan layaknya sekolah umum lainnya. Selain itu anak didiknya juga diajari sejumlah keterampilan, salah satunya pelatihan Ecoprint.
Ecoprint adalah salah satu tehnik membuat pola di atas kain dengan bahan bahan alami. Semua pendidikan tersebut diajarkan secara gratis, bahkan tak jarang dirinya harus mengeluarkan uang pribadinya untuk mencukupi segala fasilitas pembelajaran.
Sejak 2017 hingga saat ini, setiap hari Sabtu dan Minggu selesai bertugas dirinya langsung ke Yayasan Insan Mandiri Randublatung untuk mengajar anak-anak difable. Dimana saat ini untuk kegiatan Yayasan Blora Selatan menempati gedung bangunan yang dulunya Sekolah Dasar 5 Wulung Randublatung, yang sudah tidak terpakai.
"Intinya harus sabar, sejak awal sudah saya niatkan untuk mengabdi kepada mereka. Sengaja saya pilih tehnik ecoprint ini, harapannya kelak saat mereka dewasa bisa menjadi bekal mereka, siapa tahu bisa dikembangkan hingga menjadi batik ecoprinting," kata Bripka Puguh, Rabu (17/2).
Bripka Puguh menjelaskan yang paling sulit adalah saat mengajarkan tehnik tersebut kepada anak anak tuna netra, karena dengan kebutuhan khusus tersebut untuk tehnik ecoprint butuh bimbingan ekstra.
"Kalau Pak Kapolri punya Program PRESISI, disini kami bersama anak anak disabilitas Yayasan Insan Mandiri Blora Selatan punya Ecoprint PRESISI yaitu di Pres dari segala sisi, karena proses pembuatannya dengan menekan dari semua sisi" selorohnya.
Selain mengajarkan tehnik Ecoprinting kepada anak anak disabilitas, Yayasannya juga mengajari para orang tua mereka namun dengan tehnik yang berbeda. Jika anak anak diajari ecoprint dengan tehnik Founding, maka ibu ibu diajari dengan metode kukus.
"Jadi saat para orang tua menunggu anaknya sekolah, mereka juga mendapatkan pelatihan harapannya semoga bermanfaat, paling tidak bisa menambah pengalaman mereka," jelasnya.