Jepara, Gatra.com - Tidak ada angin, tidak ada hujan, sebuah pohon bersejarah yang berumur ratusan tahun di Pertapaan Ratu Kalinyamat, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mendadak roboh. Warga di sekitar lokasi tak berani melangsungkan proses evakuasi pohon yang meluluhlantakkan petilasan sang ratu.
Kepala Desa Tulakan, Budi Sutrisno mengatakan, Pohon Winong berusia ratusan tahun itu, merupakan tempat peristirahatan Ratu Kalinyamat saat melakoni Tapa Wuda (Bertapa Telanjang).
Lokasinya berada di RT 01/RW 10 Dukuh Sonder, Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara. Pohon tua berdiameter lebih dari 1,5 meter itu, ambruk sekitar pukul 06.00 WIB. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
"Padahal sebelumnya, salah seorang petugas membersihkan ruangan sekitar pukul 05.30 WIB. Dan tidak ada hujan tidak ada angin," kata Budi, Rabu (17/2).
Satu-satunya pohon terbesar di Jepara itu, lanjutnya, roboh dan menimpa hampir seluruh bangunan petilasan pertapaan Ratu Kalinyamat. Bangunan paling rusak parah, disebutkannya, adalah bangunan aula, musala, dan toilet.
Saat ini, pihaknya belum berani berbuat banyak. Pihaknya lebih memilih menunggu intruksi dari Bupati Jepara Dian Kristiandi untuk menentukan pilihan, apakah pohon itu akan ditebang atau dibiarkan.
Sebab, menurut Budi, pohon Winong tersebut merupakan bagian dari cagar alam yang dilindungi. Pohon winong atau binong (Tetrameles nudiflora) termasuk tumbuhan yang langka. Pohon winong termasuk salah satu nama pohon yang kurang terkenal dan familier di telinga kita. Di Vietnam dan Kamboja pohon ini biasa tumbuh di antara reruntuhan candi atau bangunan kuno. Biasanya pohon ini sudah berusia ratusan tahun. "Karena itu situs bersejarah, kami tidak berani asal membersihkan," ujarnya.