Jakarta, Gatra.com – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito, mengatakan, ada 3 daerah yang dapat menjadi contoh dalam penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro agar lebih mudah dan efektif.
Ketiga daerah tersebut, kata Wiku di Jakarta, Selasa (16/2), yakni Kabupaten Trenggalek di Jawa Timur; Desa Kalibening, Kecamatan Dukuh, Kabupaten Magelang di Jawa Tengah, dan Kelurahan Trirenggo Pedukuhan Bogoran, Kecamatan Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul di DI Yogyakarta.
Menurutnya, Kabupaten Trenggalek melakukan penanganan secara terstruktur dengan mengidentifikasi faktor sukses, risiko penyebaran penyakit, dan risiko dampak. Pemerintah kabupaten setempat menyediakan dashboard informasi tentang upaya promotif-preventif, kuratif, serta tracing.
"Pemerintah kabupaten juga menjunjung tinggi transparansi pemakaian anggaran kegiatan Covid-19, serta pelaksanaan pengamanan dan penegakan hukum secara disiplin terhadap mereka yang masih tidak patuh protokol kesehatan," kata Wiku.
Adapun di Desa Kalibening, Magelang, yakni melakukan organisasi dalam rangka pengurangan risiko bencana, menyediakan rumah singgah tempat isolasi pemudik yang terkena Covid-19. Menerapkan pendekatan berbasis kebudayaan yang dikenal "Jogo Tonggo".
Pendekatan Jogo Tonggo ini mengedepankan partisipatif warga yang saling menjaga dari penularan Covid-19. "Jika ada yang terinfeksi Covid-19, warga dapat saling menjaga dengan memberikan perhatian dan tidak memberikan stigma negatif pada mereka yang tertular," katanya.
Desa ini juga menerapkan sistem bantuan dari warga untuk warga guna meningkatkan solidaritas dan menurunkan stigma negatif. Lalu dengan memanfaatkan karakteristik lingkungan untuk budidaya tanaman demi meningkatkan ekonomi.
Sedangkan untuk Kelurahan Trirenggo, Bantul DI Yogyakarta, menyediakan shelter isolasi pasien Covid-19 untuk warga yang tidak memungkinkan isolasi di rumah, melaksanakan sosialisasi dan edukasi berkala kepada masyarakat di tempat-tempat umum dan ke rumah masing-masing.
Kemudian, melakukan kolaborasi seluruh lapisan masyarakat dalam melakukan pencegahan seperti penyemprotan disinfektan ke tempat umum.
"Saya berterima kasih kepada seluruh unsur yang terlibat dalam mewujudkan PPKM Mikro yang efektif pada 3 wilayah tersebut," ucapnya.
Menurutnya, dari ketiga wilayah tersebut, kita dapat melihat bahwa PPKM Mikro dapat dilakukan secara efektif. Sehingga masyarakat dapat memahami pentingnya kolaborasi dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19.
Wiku menyampaikan, PPKM Mikro pada sejumlah wilayah di Pulau Jawa-Bali dapat menerapkan pendekatan penanganan yang unik berbasis kebudayaan dan kearifan lokal. Tujuannya, agar masyarakat lebih mudah memahami esensi penanganan pandemi Covid-19.
"Wilayah diberikan kewenangan dapat melakukan inovasi yang disesuaikan dengan kultur masyarakat dan kondisi masyarakat di wilayahnya dengan tetap berpedoman dengan dasar hukum yang ditetapkan," ujarnya.