London, Gatra.com - Varian baru virus Corona ditemukan di Inggris dengan serangkaian mutasi yang mengkhawatirkan. Varian yang diberi nama B1525 hasil penelitian University of Edinburg. Dari laporan itu terungkap varian baru ini sudah terdeteksi di 10 negara, termasuk Denmark, AS dan Australia. Di Inggris sendiri, sudah ada 32 kasus yang terdeteksi di Inggris.
Varian yang ditemukan lewat sekuensing genom itu dikatakan memiliki kesamaan dalam genomnya dengan varian Kent, B117. Yang mengkhawatirkan para ahli adalah mutasi pada spike protein yang berperan membantu virus masuk ke sel.
Kekhawatiran para ahli di Inggris itu juga dirasakan di Amerika Serikat. Mereka cemas varian baru yang pertamakali diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan itu menyebar di Amerika Serikat. Ternyata di Amerika Serikat juga muncul mutasi-mutasi baru.
Dalam sebuah penelitian yang diposting pada hari Minggu, tim peneliti di Amerika Serikat melaporkan tujuh garis keturunan yang tumbuh dari virus corona baru. Tujuh varian baru ini ditemukan di negara bagian di seluruh negeri. Semuanya telah mengembangkan mutasi pada huruf genetik yang sama.
“Jelas ada sesuatu yang terjadi dengan mutasi ini,” kata Jeremy Kamil, ahli virologi di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Louisiana Shreveport dan salah satu penulis studi baru tersebut kepada laman NYtimes, Senin (15/2).
Belum disimpulkan apakah varian baru itu lebih menular. Tetapi karena mutasi muncul pada gen yang memengaruhi cara virus memasuki sel manusia, para ilmuwan sangat curiga.
Dr. Kamil menemukan varian baru itu saat melakukan pengurutan (sequencing) sampel dari tes virus di Louisiana. Pada akhir Januari dia melihat ada mutasi asing disejumlah sampel.
Mutasi terjadi pada protein yang menempel di permukaan virus korona. Dikenal sebagai spike protein. Komponen ini sebenarnya terdiri dari susunan blok-blok asam amino yang jumlahnya mencapai 1200 blok. Dr. Kamil menemukan varian baru itu mengalami mutasi yang sama. yaitu perubahan pada asam amino ke-677.
Penelitian Dr. Kamil selanjutnya menemukan bahwa varian baru itu berasal dari garis keturunan yang sama. Nenek moyangnya berasal dari sampel yang diambil pada 1 Desember 2020. Dalam beberapa minggu kemudian, virus ini semakin umum.
Malam harinya, Dr. Kamil mengunggah genom virus ke database online yang digunakan oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Keesokan paginya, dia mendapat email dari Daryl Domman dari Universitas New Mexico. Dia dan rekan-rekannya baru saja menemukan varian yang sama di negara bagian mereka, dengan mutasi yang sama, pada asam amino 677. Sampel mereka berasal dari bulan Oktober.
Para ilmuwan bertanya-tanya apakah garis keturunan yang mereka temukan adalah satu-satunya yang memiliki mutasi 677. Menyelidiki database, Dr. Kamil dan rekan-rekannya menemukan enam garis keturunan lain yang secara mandiri memperoleh mutasi yang sama.
Seperti diketahui, spike protein berfungsi untuk menginfeksi sel manusia. Invasi virus terjadi ketika spike protein menabrak permukaan sel manusia. Setelah kontak itu, spike protein menjadi bebas berputar, memperlihatkan ujung tombaknya. Mutasi 677 mengubah spike protein agar lebih mudah diaktifkan.
Jason McLellan, ahli biologi struktural di University of Texas di Austin yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyebutnya sebagai "kemajuan yang penting". Namun dia mengingatkan bahwa cara virus corona melepaskan tombaknya masih cukup misterius. “Sulit untuk mengetahui apa yang dilakukan pergantian pemain ini,” katanya. “Ini benar-benar perlu ditindaklanjuti dengan beberapa data eksperimental tambahan.”
Dr. Kamil dan rekan-rekannya memulai eksperimen tersebut, berharap untuk melihat apakah mutasi memang membuat perbedaan pada infeksi. Jika percobaan membuktikan kecurigaan mereka, mutasi 677 akan bergabung dengan klub kecil yang berbahaya.