Rembang, Gatra.com- Akhirnya Sumani, jagal Turusgede, tersangka pembunuh satu keluarga Bekti, seniman di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mengakui mencoba bunuh diri. Hal itu dilakukan karena ketakutan aksinya menghabisi keluarga Dalang Anom Subekti sudah diketahui polisi.
Pengakuan ini disampaikan Sumani saat dilakukan pemeriksaan penyidik untuk pertama kalinya sebagai tersangka, Senin (15/2). Penasehat hukum Sumani, Darmawan Budiharto mengatakan, niat bunuh diri itu dilakukan kliennya ditengah jalan saat dipanggil salah satu putra korban. Kliennya mengaku khawatir aksinya sudah diketahui.
"Waktu itu memang tidak mengakui, Mas. Tapi yang lebih pastinya di pemeriksaan tersangka ini. Jadi obat rumput itu dibawa dari rumah. Di jalan di Dukuh Bagel, Desa Mondoteko dia minum di area perkebunan tebu di tengah jalan antara Pragu dengan Turusgede tepatnya di Dukuh Ngundi," katanya.
Akibat minum racun, Sumani klenger dan ditolong orang di dalam parit. Basah kuyup. "Dia minum obat itu akhirnya tidak sadar itu ditolong orang dibawa ke rumah. Jumat pagi itu sekitar jam 10 waktu dia ditelpon Mas Danang," kata Darmawan, usai mendampingi pemeriksaan Sumani di RSUD dr Soetrasno Rembang, Senin (15/2).
Namun mengapa Sumani tidak mati? Hanya sakit perut saja. Apakah Sumani punya kesaktian sehingga tidak mempan racun?
Ketika digelandang polisi Jumat malam, 05/02, Sumani dalam keadaan sakit perut. Sehingga ketika diperiksa polisi tidak kuat dan dibantarkan ke RSUD. Begitu mendingan, diperiksa namun sakit perut lagi. Mengapa Sumani cuma mulas dan tidak mati?
Dari penuturan dia minum obat rumput (herbisida) yang sering disebut paraquat, diduga kuat dia salah minum racun. Memang racun rumput adalah zat yang sangat beracun. Dalam dosis kecil sekalipun, menenggak racun ini dapat berakibat fatal.
Setelah menenggak racun rumput dalam jumlah besar, akan mengalami bengkak dan rasa sakit hebat pada mulut dan tenggorokan, serta lidah melepuh. Detak jantung cepat/abnormal, keringat deras, kelemahan otot, sakit perut, muntah-muntah (bisa muntah darah), sulit bernapas, dan diare (yang mungkin berdarah). Kerusakan yang terjadi pada ginjal dan hati dapat menyebabkan mata menguning.
Keracunan paraquat juga dapat menyebabkan dehidrasi, syok tekanan darah rendah (hipotensi), paru-paru terisi cairan, hingga gagal jantung. Kesemua reaksi ini dapat berakibat fatal, mengalami koma atau bahkan kematian — baik cepat maupun lambat. Pada beberapa kasus keracunan paraquat, korban mampu bertahan hidup dalam satu hingga dua minggu, namun biasanya jika tidak diobati akan berujung pada kematian.
Semua itu gejala yang diduga kuat dialami Sumani. Meskipun ampuh mematikan rumput, sebagian besar herbisida masa kini tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. Herbisida yang tersebar (karena terbawa angin atau terhanyut air) berpotensi mengganggu pertumbuhan tumbuhan lainnya. Karena itu, herbisida masa kini dibuat supaya mudah terurai oleh mikroorganisme di tanah atau air
Jadi bukan karena Sumani sakti hingga tidak mati setelah minum racun, namun karena herbisida masa kini tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. Kalau toh mematikan, butuh waktu hingga sepekan. Itupun kalau tidak ditolong dokter. Sedangkan Jagal Turusgede sekarang mendapat perawatan intensif di RSUD Rembang.