London, Gatra.com - University of Oxford di London, Inggris akan mulai menguji vaksin COVID-19 yang dikembangkannya dengan perusahaan farmasi AstraZeneca Plc terhadap anak-anak. Langkah ini diharapkan dapat mengakhiri pandemi secara global.
Dikutip Bloomberg, Ahad, (14/2), pihak universitas menyebut uji coba Oxford melibatkan sekitar 300 anak berusia 6 hingga 17 tahun.
Vaksinasi pertama akan dilakukan bulan ini, dengan sebanyak 240 anak akan menerima vaksin virus corona dan sisanya mendapat suntikan meningitis, yang akan menghasilkan efek samping serupa.
Uji coba lebih besar yang melibatkan ribuan anak diharapkan bisa dilakukan oleh Astra di Amerika Serikat nantinya.
Studi tahap II akan berlangsung di Oxford dan tiga kota di Inggris - London, Southampton dan Bristol - dan dinilai bagaimana respons keamanan dan kekebalan pada anak-anak.
Ketua tim uji coba mengatakan penyelidik akan menguji dengan pengambilan sample pada anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun terlebih dahulu, sebelum pindah ke kelompok usia yang lebih muda, dengan data awal yang diharapkan sudah ada pada musim panas nantinya.
“Studi ini akan melihat dua rejimen dosis satu bulan dan tiga bulan,” kata Pollard.
Moderna Inc. juga sedang melakukan uji coba pada remaja begitu juga perusahaan farmasi lainnya, Johnson & Johnson yang diharapkan segera memulai uji coba anak.
Kami berencana untuk melakukan uji coba pada anak-anak dari awal guna memastikan bahwa kami memiliki kesempatan terbesar untuk mengakses vaksin di segala usia,” kata Pollard.
“Saya sangat senang bahwa hari ini kami meluncurkan uji coba pediatrik setelah perjalanan panjang yang kami lalui,” tambahnya.
Meskipun sebagian besar anak memiliki gejala terbatas atau tidak sama sekali terinfeksi COVID-19 atau jarang yang berdampak sakit parah, namun sedikit banyaknya --melalui uji coba-- dapat diketahui tentang seberapa kemampuan mereka dapat menularkan virus.
Memvaksinasi anak muda bisa menjadi kunci untuk menghentikan penyebaran virus, membantu menjaga sekolah tetap buka dan menghentikan infeksi terhadap kerabat yang lebih tua dan orang-orang di komunitas, agar tidak jatuh sakit.
Menurut American Academy of Pediatrics, pada 4 Februari lalu, sekitar 2,93 juta anak di AS telah dites positif mengidap virus korona sejak awal pandemi.