Banyumas, Gatra.com – Eksplorasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Baturraden di Gunung Slamet bergeser ke utara, meliputi Kabupaten Brebes dan Tegal. Ini dilakukan setelah dua sumur yang sudah dibor pelaksana proyek PT Sejahtera Alam Energy (SAE) , yakni wellpad F dan H belum menghasilkan panas bumi seperti yang dikehendaki.
Kepala Teknis Panas Bumi PT SAE, Albaren Simbolon mengatakan sumur F bisa dikatakan gagal karena pengeboran tidak sampai ke kedalaman yang ditentukan. Sedangkan wellpad H, sampai pada titik yang ditentukan, menghasilkan panas bumi, namun masih dievaluasi karena masih membutuhkan perangkat teknologi lain agar bisa dimanfaatkan.
“Kita melihat situasinya juga tidak ekonomis untuk kita. Akhirnya kita melanjutkan rencana kita ke arah utara, dengan kajian geologi yang sudah ditentukan,” kata Albaren.
Karenanya, wellpad H dalam status maintanance. Sedangkan sumur F benar-benar ditutup.
“Rencana kita berikutnya itu kan sumur keempat. Kan sudah tiga, yang sukses baru satu. Yang sukses itu baru satu yang H. Yang F, kita tidak sampai Pak. Karena situasi kultur tanah yang ada di F kan,” ujarnya.
Saat ini, kata dia, pihaknya telah selesai mempersiapkan wellpad Utiliti di daerah Brebes. Akan tetapi, pengeboran belum berlangsung karena situasi pandemi Covid-19. Tim juga melakukan survei ke titik potensial lain di wilayah Tegal.
Diketahui, PLTP Gunung Slamet atau disebut pula sebagai PLTP Baturraden ditarget menghasilkan listrik sebesar 220 MW dan merupakan proyek strategis nasional listrik Jawa-Madura-Bali. Diperkirakan target operasional pada 2022 tidak tercapai lantaran berbagai kendala, salah satunya pandemi Covid-19.
Albaren menyebutkan, pengeboran sumur belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Namun, dia memastikan izin eksplorasi sudah diperpanjang. Ia juga mengklaim pihaknya telah melakukan rapat evaluasi dengan Pemda, Kementerian ESDM, KLHK dan Perum Perhutani.