Jakarta, Gatra.com- Guru besar bidang Ilmu Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran, Keri Lestari menyarankan untuk mengonsumsi bahan-bahan herbal yang mengandung anti-inflamasi dan antioksidan. Lantaran, pencegahan infeksi dan pengendalian Covid-19 dapat dilakukan dengan mengurangi inflamasi/peradangan dan mengoptimasi antioksidan dalam tubuh.
"Karena mengurangi inflamasi dan mengoptimasi antioksidan dalam tubuh kita ini akan meningkatkan kemampuan atau regulasi dari sistem imun kita," katanya dalam diskusi virtual pada Minggu (14/2).
Bahan-bahan herbal yang dimaksud Keri cukup mudah ditemukan. Biasanya, zat-zat anti-inflamasi dan antioksidan ini ditemukan dalam kunyit, temulawak, jahe, dan bawang putih. Bahan herbal ini juga merupakan imunomodulator atau obat yang dapat memodifikasi respons imun, menstimulasi mekanisme pertahanan alamiah dan adaptif.
Dalam kunyit dan temulawak, terdapat kandungan kurkumin yang memiliki efek antioksidan, menurunkan peradangan, dan meningkatkan enzim ACE2. Kandungan kurkumin ini akan mengganggu peningkatan virus corona.
Selanjutnya, dalam jahe terdapat kandungan gingerin yang berkhasiat untuk anti-inflamasi atau mencegah radang flu serta terdapat antioksidan. Sedangkan dalam bawang putih, terdapat kandungan allicin yang bisa berubah menjadi senyawa alliin dengan menggeprek bawang putih dan didiamkan selama 30-60 menit. Berdasarkan beberapa penelitian, khasiat alliin sendiri sebagai immune-modulatory activity, ACE Inhibitor, serta antivirus.
Selain itu, dianjurkan juga untuk mengurangi mengonsumsi minuman manis yang berasal dari gula sesuai dengan rekomendasi sehat dari WHO. Sebaiknya, minuman manis ini diganti dengan teh hitam yang berkhasiat sebagai antioksidan.
"Penggunaan imunomodulator untuk tujuan pencegahan Covid-19 ini pada orang sehat atau tidak terinfeksi adalah hal yang tepat, asalkan dikonsumsi dengan benar sesuai dengan instruksi. Jadi tidak berlebihan," ujar Keri.