Manado, Gatra.com- Spesialis Kanker dari Siloam Hospitals Manado, dr Harlinda Haroen, Sp.PD - KHOM mengatakan, kanker kolorektal atau kanker usus besar dapat dideteksi sejak dini dengan kolonoskopi. Karenanya, ia menyarankan agar masyarakat dapat menjalani kolonoskopi setidaknya 10 tahun sekali.
Selain deteksi melakui kolonoskopi, menurut dia turut disarankan juga setiap tahun melakukan pemeriksaan colok dubur, cek kadar CEA (pertanda tumor) dalam darah dan tes feses (kotoran tinja). "Tujuannya untuk mendeteksi adanya polip sejak dini agar pertumbuhan sel abnormal bisa ditanggulangi sebelum menjadi kanker," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya Sabtu (13/2).
Harlinda menjelaskan, mendeteksi adanya polip merupakan langkah utama untuk mengenali gejala kanker usus besar. Gejala yang harus diwaspadai adalah, berdarah saat buang air besar, diare dan sembelit tanpa sebab yang berlangsung lebih dari enam minggu.
Gejala lainnya, merasakan buang air besar yang tidak tuntas. Juga penurunan berat badan dengan cepat tanpa sebab dan badan terasa lemah.
Untuk mencegah Kanker Usus Besar, Harlinda mengatakan, penyebab kanker kolorektal ada yang bisa dikendalikan dan beberapa tidak bisa diubah karena melekat pada penderita. Menurutnya, faktor risiko kanker usus besar yang tidak bisa diubah antara lain faktor usia di atas 50 tahun, punya riwayat polip, penyakit usus besar, dan faktor keturunan.
"Namun, ada juga faktor risiko yang bisa dikendalikan, yakni menjaga gaya hidup sehat dan pola makan bergizi seimbang," papar dia.
Disebutkan, pencegahan dapat dilakukan melalui diet seimbang, terutama bagi penderita diabetes dan membatasi konsumsi daging merah termasuk daging olahan. Juga berhenti merokok serta berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
Sebagai informasi Kanker Usus Besar menempati urutan ke tiga sebagai kasus kanker di Indonesia. Kanker kolorektal merupakan keganasan yang menyerang jaringan usus besar san rektum atau bagian usus paling bawah sampai anus atau dubur.