Yogyakarta, Gatra.com - Kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta masih tinggi. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) didorong memanfaatkan teknologi informasi (TI), terutama untuk mendata pelaku perjalanan.
"Sudah lama kami usulkan kontrol perbatasan dan pusat keramaian ini. Harapan kita jangan hanya beberapa hari ini, tapi dilakukan terus sebagai bagian dari upaya pencegahan," kata Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto lewat pernyataan tertulis, Rabu (10/2) malam.
Namun ia juga mendorong Pemda DIY memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan kontrol pelaku perjalanan. "Tracing dilakukan dengan melihat perjalanan alat komunikasi HP di DIY. Tentu harus dilaksanakan sesuai aturan dan tidak disalahgunakan. Bisa dimulai untuk melihat perjalanan rekam jejak kasus positif," katanya.
Selain itu, teknologi informasi juga bisa dimanfaatkan secara optimal untuk sosialisasi, edukasi, dan memandu masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Untuk itu, Pemda DIY perlu memiliki sistem informasi kebencanaan terpadu, termasuk pusat olah data.
"Langkah pencegahan bisa efektif kala informasi mereka yang terpapar penyakit menular terdata baik. Ini bisa jadi sumber data bersama antar-stakeholder untuk rekomendasi kebijakan guna pelayanan publik selanjutnya," kata Eko.
Ia menyebut pemanfaatan teknologi penting untuk memantau skrining, pencatatan, dan evaluasi atas kondisi pandemi. "Tiap orang punya gadget atau HP, langkah skrining pendataan kependudukan bisa jadi satu sumber data. Lebih mudah sebenarnya jika teknologi informasi siap," ujarnya.
Melalui teknologi informasi, pendataan dapat berlangsung secara baik, lebih transparan, dan terbuka. "Publik juga mudah mengerti kondisi kesehatan dirinya sendiri," kata Eko.
Hingga Rabu, kasus Covid-19 di DIY masih tinggi. "Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY sebanyak 291 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 24.273 kasus," ujar Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih.
Selains itu, penderita sembuh bertambah 253 kasus, sehingga total kasus sembuh menjadi 17.623 kasus. "Penambahan kasus meninggal sebanyak 7 kasus, sehingga total kasus meninggal menjadi 564 kasus," kata dia.