Jakarta, Gatra.com- Miripnya antara gejala kanker lambung dengan sakit maag biasa menbuat sebagian besar pasien datang kondisi terlambat. Sehingga kondisinya sudah menjadi kronis dan akut.
Dalam Webinar Media bertajuk “Gaya Hidup Masa Kini: Waspada Kanker Lambung Mengintai Anda!”, Rabu (10/2), Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP menyebut kanker lambung bisa bermutasi membentuk tumor di dalam lambung dan dapat bermetastatis atau menyebar ke bagian lain di tubuh, seperti hati, peritoneum, hati dan tulang.
Prof. Aru Sudoyo menjelaskan, perbedaan ciri-ciri Ulkus Lambung dengan Kanker Lambung adalah, Ulkus Lambung akan hilang dengan makan. Biasanya sakit terasa terutama di pagi hari saat baru bangun tidur. Namun berat badan tidak turun.
Sedangkan pada kanker lambung, kondisi akan semakin parah dengan makan dan tidak ada batasan waktu dan berat badan turun banyak. “Jika dirasa terjadi ciri-ciri kanker lambung atau dengan sakit maag yang berkepanjangan, segeralah melakukan deteksi dini,” jelas Prof. Aru Sudoyo.
Untuk mewaspadai gejala tersebut, berikut penjelasan dari Prof. Aru Sudoyo tentang enam situasi gejala kanker lambung.
1. Adanya nyeri abdomen, yaitu nyeri perut atau abdomen yang awalnya terasa ringan, namun karena sibuk sehingga tidak diperhatikan. Namun hal itu tidak hilang dengan makan, sehingga lama kelamaan nyeri semakin berat sampai tak tertahankan.
“Gejala yang paling sering dari kanker lambung (antara 60%- 90%-red) mirip sakit maag,” ucap Prof. Aru Sudoyo
2. Kondisi dimana seseorang mulai sulit menelan makanan. Ini terjadi bila tumor berlokasi di daerah kardia atas, maka akan terjadi penyempitan, dimana makanan terasa “tersangkut” di daerah dada
Ketika diatasi dengam minum air yang banyak, namun kemudian akan naik balik ke atas. Kondisi ini juga disebut dengan “gastroesophageal reflux” atau gerd.
3. Rasa mual dan muntah pada waktu makan. Hal ini terjadi bila tumor terletak dekat dengan jalan masuk ke usus halus atau pylorus. Hambatan lewatnya makanan akan mengirim sinyal ke otak bahwa makanan “harus dikembalikan ke atas”.
4. Semakin merasa cepat kenyang dengan terisinya ruang lambung oleh tumor. Sehingga semakin sedikit makanan yang masuk tubuh.
Hal ini terjadi terutama pada kanker lambung jenis “difus” di mana sel-sel tumor mengambil permukaan luas lambung, dimana elastisitas lambung berkurang.
5. Terjadi penurunan berat badan secara drastis. Bisa karena sulitnya makanan turun atau karena muntah. Serta makanan dan nutrisi akan berkurang.
6. Mulai terjadi perdarahan, dimana tumor atau kanker menembus lapisan dalam lambung. Bila perdarahan masih sedikit, tidak menampakkan adanya gejala.
Namun pada perdarahan besar, berakibat pada hematemesis atas atau melena bawah dengan gejala anemia.