Jakarta, Gatra.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyampaikan perkembangan mingguan penanganan Covid-19 menuju ke arah yang lebih baik.
Dalam mencegah laju penularan sangat ditentukan upaya langsung dan tidak langsung. Upaya langsung yaitu protokol kesehatan 3M seperti memakai masker menjaga jarak dan mencuci tangan yang dilakukan masyarakat.
"Upaya langsung dengan 3M akan memiliki dampak lebih cepat memperlambat laju penularan karena upaya tersebut bentuk pencegahan agar seseorang tidak tertular," jelasnya dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (9/2) kemarin.
Lalu upaya tidak langsung ialah 3T seperti testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) yang dilakukan pemerintah. Upaya tidak langsung 3T ini, membutuhkan waktu lebih lama melihat dampaknya dalam memperlambat laju penularan. Karena upaya 3T merupakan bentuk penanganan setelah seseorang tertular.
Disamping itu, dalam melihat perkembangan penanganan mingguan, ia menjelaskan, bahwa kenaikan atau penurunan kasus baru mingguan, merupakan selisih kasus baru minggu ini dibandingkan minggu lalu.
"Penting untuk melihat dari sudut pandang tren kenaikan kasus atau penurunan kasus baru mingguan. Karena, hal ini dapat menunjukkan apakah kasus penularan di tengah masyarakat menunjukkan perlambatan atau tidak," jelasnya.
Wiku lanjut memaparkan perkembangan kasus positif mingguan tingkat nasional, terjadi penurunan sebesar 10,8% dibandingkan minggu sebelumnya. Angka tersebut mencerminkan telah terjadi penurunan penularan di tengah masyarakat. Namun demikian 5 provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi mingguan harus kembali meningkatkan penanganannya.
Diantaranya dimulai dari DKI Jakarta naik 4.204 (19.903 vs 24.107), Nusa Tenggara Timur naik 480 (897 vs 1.376), Kalimantan Utara naik 333 (539 vs 872), Sumatera Utara naik 223 (644 vs 867) dan Kalimantan Timur naik 206 (4.123 vs 4.329). Dari kelima tersebut, hanya DKI Jakarta yang dari Pulau Jawa.
"Ini adalah perkembangan yang baik, karena jika diingat selama 4 minggu kebelakang, penambahan kasus positif didominasi provinsi dari pulau Jawa dan Bali," lanjutnya.
Meski demikian seluruh provinsi diminta tidak lengah dan kembali mengevaluasi penerapan protokol kesehatan termasuk penegakan disiplin. Agar penurunan kasus positif dapat lebih besar lagi hingga tidak ada sama sekali penularan di tengah-tengah masyarakat.
Melihat perkembangan kasus kematian, terjadi penurunan sebesar 32% dibandingkan minggu sebelumnya. Hal ini menunjukkan upaya treatment pasien Covid-19 sudah sesuai standar. Wiku meminta capaian ini dipertahanakan. Agar pasien yang masih dirawat segera sembuh dan menekan penambahan angka kematian.
Pada pekan ini, terdapat 5 provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi. Yakni Nusa Tenggara Barat naik 22 (8 vs 30), Maluku Utara naik 5 (1 vs 6), Jambi naik 2 (2 vs 4), Maluku naik 2 (2 vs 4) dan Aceh naik 1 (0 vs 1). Dan Minggu ini provinsi dari Pulau Jawa tidak termasuk didalamnya. "Ini adalah perkembangan yang baik," imbuh Wiku.
Bahkan jika melihat angka kenaikan mingguan, terjadi penurunan signifikan. Karena Aceh yang memiliki kenaikan 1 kasus saja masuk 5 besar. "Ini artinya, 29 provinsi lainnya tidak mengalami kenaikan kematian. Ini adalah perkembangan yang sangat baik," lanjutnya.
Selanjutnya melihat perkembangan kesembuhan, kenaikan mingguan mengalami penurunan sebesar 4,2,%. Terdapat 5 provinsi mencatatkan kenaikan kesembuhan tertinggi. Yakni DKI Jakarta naik 3.005 (20.493 vs 23.498), Jawa Barat naik 2.072 (14.933 vs 17.005), Kalimantan Timur naik 691 (2.904 vs 3.595), Lampung naik 365 (722 vs 1.087) dan Kepulauan Riau naik 289 (191 vs 480).
"Provinsi-provinsi lainnya pastikan juga treatment sesuai standar, agar pasien Covid-19 lekas sembuh dan berkontribusi meningkatkan angka kesembuhan secara nasional," saran Wiku.