Jakarta, Gatra.com - Tak ada yang bisa memungkiri kalau sejak Indonesia belum merdeka, para periset sudah banyak menghasilkan hal-hal yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan perkebunan di Nusantara.
Hanya saja waktu itu, banyak hasil riset tadi hanya bisa ngendon di rak penyimpanan, hanya sedikit yang bisa teraplikasikan di lapangan.
Maklum, jaman itu teknologi belum semutakhir sekarang. "Sekarang, sekitar 64% masyarakat sudah melek teknologi, khususnya smartphone. Kami musti beradaptasi dengan keadaan yang bagi kami justru sangat menolong," cerita Direktur PT. Riset Perkebunan Nusantara, Iman Yani Harahap saat berbincang dengan Gatra.com, usai meluncurkan plantage.id itu secara virtual, Selasa (9/2).
Salah satu cara RPN beradaptasi kata ayah dua anak ini adalah dengan menghadirkan plantage.id, "Semacam supermarket dunia mayanya hal-hal yang berkaitan dengan perkebunanlah," kata bekas Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, ini.
Platform itu kata lelaki 56 tahun ini tidak hanya menghadirkan 'counter' penjualan bibit, biopestisida, pupuk anorganik, buku-buku dan sederet produk hilir dari hasil perkebunan, tapi juga menawarkan sederet jasa, mulai dari jasa konsultasi, laboratorium hingga pelatihan.
"Semua yang ada di plantage.id ini sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada di RPN dan akan terus kami update, biar apapun perkembangan yang ada, cepat diketahui pekebun. Plantage.id ini untuk semua kalangan, tapi kami akan tetap fokus pada pekebun," kata ayah 2 anak ini.
Sebab dari 6 komoditi utama Indonesia --- kelapa sawit, karet, kopi, kakao, teh dan tebu --- hanya di sektor sawit dan teh yang relatif sedikit proporsi luas lahan pekebun rakyat.
Dibilang sedikit pun, jumlahnya juga banyak, di sawit sendiri mencapai 41%. "Tapi di komiditi lain, pekebunnya malah lebih dari 80%," katanya.
Masih soal plantage.id tadi kata doktor jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, di 'supermarket' itu para pekebun boleh bertanya seputar komoditi yang sedang diusahai.
"Enggak musti belanja. Ada yang bertanya, akan langsung kita jawab. Kalau pertanyaannya lebih detil, akan kita arahkan untuk japri saja," ujarnya.
Biar pekebun lebih mudah berhubungan dengan RPN kata Iman, kelak pihaknya akan menghadirkan call center.
"Intinya sih, semua yang kami lakukan ini tujuannya untuk memudahkan pekebun, termasuk berinteraksi dengan para pakar di RPN, sudah di genggaman saja," katanya.
Lantas soal pendistribusian produk yang dibutuhkan pekebun, RPN kata Iman akan memberdayakan admin-admin yang ada di Pusat Penelitian (Puslit)-Puslit yang ada, biar alur distribusinya cepat.
"Plantage.id ini kan tujuannya juga untuk mempercepat alur distribusi, enggak perlu lagi pakai perantara," ujarnya.
Selain beradaptasi dengan teknologi tadi, RPN kata Iman juga punya sederet program unggulan yang lagi-lagi untuk memudahkan para pekebun. Baik terkait budidaya, hingga ke pasca panen.
Untuk ini, RPN sangat berharap bisa bersinergi dengan regulator. "Program unggulan kami ini identik dengan pendampingan. Sementara bumi Nusantara ini sangat luas," ujarnya.
Jika sinergi tadi berjalan lancar kata Iman, dia yakin bahwa komiditi utama yang ada, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, akan melonjak drastis.
"Apa sih yang enggak bisa kita bikin di bumi Nusantara yang subur ini? Dari sisi manapun kita lebih dari Negara lain. Tinggal lagi bagaimana kita meningkatkan daya saing," katanya.
Abdul Aziz