Pekanbaru, Gatra.com - Lelaki 63 tahun ini lebih memilih ngalor-ngidul ke kampung-kampung ketimbang duduk berlama-lama di balik meja.
Sebab bagi dia, lebih banyak main ke kampung-kampung, justru akan semakin banyak menengok apa yang bisa dibikin untuk orang-orang di tempat yang dia temui.
"Riau itu memang dikenal orang sebagai 'ladang' nya sawit dan tambang. Tapi di balik itu, ribuan dan bahkan ratusan ribu masyarakatnya masih jadi buruh. Merekalah yang kemudian saya dorong untuk menjadi pelaku-pelaku ekonomi kerakyatan berbasis indusrtri. Puji Tuhan, dari 2004 silam sampai sekarang, sudah lebih dari 3000 kelompok tani (poktan) yang saya dirikan untuk mereka," cerita anggota Komisi IV DPR ini saat berbincang dengan Gatra.com, dua hari lalu.
Kelompok tani itu kata Effendy Sianipar macam-macam, mulai dari sawah, ternak, budidaya ikan air tawar, hingga budidaya lain. Mereka tersebar di 7 kabupaten kota yang ada di Riau.
"Mulai dari Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Rokan Hulu (Rohul), Rokan Hilir (Rohil), Siak, Kepulauan Meranti dan Bengkalis. Rohul dan Rohil saya lihat sudah banyak yang berhasil," lelaki kelahiran Tarutung, Sumatera Utara (Sumut) ini mengurai.
Segala keperluan terkait program ekonomi kerakyatan tadi kata Effendy, dia penuhi. Untuk budidaya dan sawah misalnya, dia akan siapkan hand traktor, begitu juga dengan ternak kambing maupun sapi.
"Sebenarnya maunya rakyat ini enggak neko-neko lah. Mereka perlu hidup tentram, punya pendapatan yang bisa menyekolahkan anak-anaknya. Nah, lewat program ekonomi kerakyatan ini, mudah-mudahan penghasilan mereka bertambah," Effendy berharap.
Program ekonomi kerakyatan tadi kata Effendy masih akan terus dia geber. "Saya juga berharap pemerintah daerah lebih gencar melakukan hal yang sama. Support apa yang sudah menjadi kebiasaan rakyat dalam memperoleh penghidupannya, jangan menyodorkan yang mereka harus belajar dan beradaptasi lagi. Lalu siapkan pasarnya. Kalau ini dilakukan, saya yakin usaha yang digeluti masyarakat akan cepat berkembang dan maju," katanya.
Abdul Aziz