Naypyidaw, Gatra.com - Pasukan keamanan mulai menembakkan peluru karet dan melepaskan gas air mata ke pengunjuk rasa anti-kudeta militer di ibu kota Myanmar pada Selasa (9/2).
Aksi protes meletus selama empat hari berturut-turut menentang kudeta pekan lalu karena militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. Penembakan ini setelah ada peringatan dari junta baru bahwa mereka akan mengambil tindakan terhadap demonstrasi yang mengancam stabilitas negara.
Di Naypyidaw, ibukota terpencil yang dibangun oleh rezim militer sebelumnya, saksi mata mengatakan polisi menembakkan peluru karet ke pengunjuk rasa setelah sebelumnya menyiram dengan meriam air.
"Mereka melepaskan tembakan peringatan ke langit dua kali, kemudian mereka menembak (ke arah pengunjuk rasa) dengan peluru karet," kata seorang penduduk kepada AFP. Saksi melihat beberapa orang terluka.
Seorang reporter AFP di lapangan mengkonfirmasi bahwa tembakan telah dilepaskan.
Di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Setelah menyaksikan ratusan ribu orang berdemonstrasi menentang kudeta pekan lalu, ketua junta Jenderal Min Aung Hlaing mengumumkan melalui pidato di televisi pada Senin malam yang membenarkan perebutan kekuasaan.
Militer telah melarang pertemuan lebih dari lima orang di Yangon, pusat komersial negara, serta Naypyidaw dan daerah lain di seluruh negeri di mana demonstrasi besar telah meletus, termasuk kota terbesar kedua Mandalay.
Jam malam juga diberlakukan di lokasi-lokasi berkumpulnya aksi protes.
Pada hari Selasa, protes baru muncul di berbagai bagian Yangon, termasuk di dekat markas Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi, yang telah ditahan oleh militer.
Pada hari Selasa, otoritas Myanmar memperluas wilayah di mana pertemuan dibatasi di lebih banyak bagian negara itu, dilaporkan unit informasi militer.
“Area di mana pertemuan publik lebih dari lima orang dilarang dan jam malam diberlakukan termasuk pusat komersial Yangon, ibu kota Naypyidaw, serta beberapa kota di wilayah Magwe, negara bagian Kachin, negara bagian Kayah, negara bagian Mon dan Negara Bagian Shan, dikutip di halaman Facebook dari unit informasi True News militer.
Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa para demonstran melarikan diri saat senjata ditembakkan ke udara, meski tidak ke arah kerumunan.
Saksi tersebut mengatakan polisi awalnya menggunakan meriam air dan mencoba untuk mendorong kerumunan besar kembali, namun para demonstran terus melakukan perlawanan.
Rekaman di media sosial menunjukkan orang-orang berlari, dengan suara beberapa tembakan dari kejauhan.