Semarang, Gatra.com- Tercatat sebanyak 76 wilayah di Kota Semarang dilanda bencana banjir dan tanah longsor akibat diguyur hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Bencana itu menyebabkan dua orang meninggal dunia (MD) karena tersetrum aliran listrik saat banjir dan tertimbun tanah longsor.
Menurut anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah (Jateng) Ida Nurul Farida dari data yang diperoleh Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jateng bencana banjir terjadi di 42 wilayah dan tanah longsor di 32 wilayah. “Banjir yang melanda Kota Semarang akibat hujan ekstrem siklus 50 tahun,” katanya, Senin (8/2).
Bencana banjir di beberapa wilayah pada Sabtu-Minggu (6-7/2) tersebut ketinggian air bahkan ada yang mencapai 1,5 meter.
Banjir dengan ketinggian 1,5 meter tersebut terjadi di RT 11 RW 02 Kelurahan Wonosari, Ngaliyan dan di Jalan Kapas Utara 5 no 103 Blok I Kelurahan Gebangsari Kecamatan Genuk.
Wilayah lain yang mengalami banjir cukup parah yakni Jalan Karang Asem Raya Kelurahan Trimulyo Kecamatan Genuk dan di SMP 25 Tanah Mas, dan Jalan Karangingas Tlogosari Kulon dengan ketinggian air mencapai 1 meter.
Sedangkan banjir di daerah lain antara 10 cm hingga 60 cm, seperti di Jalan Jendral Urip Sumoharjo, Jalan Imam Bonjol, Taman Bubakan, Jalan K.H. Agus Salim, kawasan Simpang Lima, Jalan Pandanaran, Jalan. Pemuda, Jalan. Gajahmada, dan Jalan Ahmad Yani, Tlogosari.
Sedangkan bencana tanah longsor parah terjadi di Jalan Cinde Raya Barat RT05/05 Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari mengakibatkan emppat rumah warga rusak berat, satu orang meninggal dunia tertimbun longsor dan satu luka berat. Korban meninggal dunia atas nama Dermadito, 18 tahun, dan korban luka berat Mbah Maimunah.
“Kami minta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng upaya langkah antisipasi banjir dan tanah longsor karena berdasarkan BMKG hujan ekstrem masih seminggu,” ujar Ida.