Salatiga, Gatra.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang akan membentuk Gerakan Keamanan Pangan Desa/Kelurahan di Kota Salatiga.
Rencana program tersebut disampaikan oleh Kepala BBPOM di Semarang I Gusti Ayu Adhi Aryapatni dalam audiensi kegiatan terpadu Keamanan Pangan BPOM dengan Pemerintah Daerah ke Wali Kota Salatiga Yuliyanto, Kamis (4/2). Dalam kesempatan tersebut diserahkan pula draf kerjasama antara BPOM di Semarang dengan Pemerintah Kota Salatiga.
Wali kota Salatiga Yuliyanto menyampaikan terima kasih atas bantuan BPOM yang telah mendampingi dan memberikan pelatihan kepada para usaha mikro kecil menengah (UMKM) Karak di Kelurahan Kutowinangun Lor beberapa waktu yang lalu.
“Pelatihan yang dilaksanakan BPOM kepada pengrajin karak sangat bermanfaat karena memberikan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya bleng, borak, dan pewarna textile. Saya mohon BPOM untuk terus berkenan memberikan pelatihan dan kerjasama dengan Pemkot Salatiga,” ujar Yuliyanto, lewat keterangan tertulisnya, Senin (
Kepala BPOM di Semarang I Gusti Ayu Adhi Aryapatni menerangkan jika pihaknya akan melaksanakan program pendampingan cukup lama. “Gerakan keamanan pangan masyarakat desa kalau kemarin hanya sebulan melakukan pendampingan. Nantinya kami akan melakukan program pendampingan selama 10 bulan. Kader keamanan panganan desa ini ada guru, karang taruna,” terangnya.
Sehingga, lanjutnya, nanti kader keamanan pangan mayarakat desa ini dapat mengawasi produksi pangan di daerah masing-masing. “Misalnya saja pedagang kaki lima yang ada di situ, dan para produsen industri rumah tangga bisa memproduksi produk yang aman dengan mengikuti pelatihan yang kami laksanakan,” jelasnya.
Tujuan utamanya adalah terbentuknya Desa/Kelurahan PAMAN (pangannya aman). Jika program pasar aman golnya, maka pasar aman, serta kantin aman yang bekerjasama dengan sekolah.
“Sekolah ini nanti kita intervensi kita bimtek lagi, bagaimana pangan yang didistribusikan aman, tim bisa kepala sekolah, guru, pengelola kantin, serta siswa. Sehingga pengelola kantin bisa menyeleksi produk apa saja yang aman untuk dijual,” tambahnya.
Sejauh ini ada juga dana alokasi khusus (DAK) non fisik BPOM yang dikeluarkan sejak mulai tahun 2020. Pada tahun 2021 akan ada kenaikan 200 persen. Sekarang Kota Salatiga mendapatkan alokasi sebesar Rp480 juta dengan bentuk kegaitan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
“Kegiatannya antara lain, pengawasan IRTP, pengawasan apotik, pengawasan puskesmas, serta Bimtek peningkatan kemampuan tenaga pengawas di Dinas Kesehatan Kota,” jelas I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, didampingi Koordinator Bidang Infokom Novi Ekorini.