Naypyidaw, Gatra.com - Polisi di ibu kota Myanmar, Naypyidaw mulai menggunakan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berdemonstrasi menentang kudeta militer sejak minggu lalu.
"Polisi menggunakan meriam air untuk membersihkan (jalan)," kata warga Naypyidaw Kyaw Kyaw, yang bergabung dalam protes tersebut, kepada AFP, Senin (8/2).
Seorang fotografer AFP juga menyaksikan insiden itu, ketika polisi menggunakan meriam air pertama yang dilaporkan terhadap pengunjuk rasa sejak demonstrasi dimulai tiga hari lalu.
Polisi menembakkan meriam air saat membubarkan ribuan pengunjuk rasa yang berkumpul. Rekaman media sosial menunjukkan beberapa pengunjuk rasa tampaknya terluka ketika mereka terlempar ke tanah.
Polisi sepertinya berhenti menggunakan meriam air setelah pengunjuk rasa mulai melawan dan terus bertahan.
Massa secara besar-besaran bergabung dalam protes anti-kudeta di seluruh Myanmar ketika para pekerja juga melakukan pemogokan nasional, menuntut pembebasan pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi dan menuntut kembalinya demokrasi.
"Kami bergabung dalam protes untuk mengakhiri kediktatoran militer," kata Kyaw Kyaw.
Demonstrasi selama sepekan terakhir masih berlangsung damai, namun media lokal melaporkan bahwa di kota tenggara Myawaddy, polisi dilaporkan sudah melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan sekelompok pengunjuk rasa.