Semarang, Gatra.com- Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Jawa Tengah, merasa kecewa karena pekerja/buruh pabrik tetap masuk bekerja pada pelaksanaan “Jateng di Rumah Saja” Sabtu-Minggu (6-7/2).
Ketua KSPN Jawa Tengah (Jateng) Nanang Setyono menyatakan, seharusnya pekerja/buruh sebagai warga di rumah selama dua hari sesuai Surat Edaran (SE) Gubernur Jateng. “Kami kecewa karena pekerja/buruh Sabtu-Minggu tak libur untuk tinggal di rumah saja,” katanya, Minggu (7/2).
Seperti diketahui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengeluarkan SE Nomor 443.5/0001933 tanggal 2 Februari 2021 mengatur tentang gerakan “Jateng di Rumah Saja” yang meminta seluruh masyarakat tetap di rumah dan tidak bepergian pada 6-7 Februari 2021.
Lebih lanjut Nanang mengatakan, para pekerja/buruh pabrik tidak berani mematuhi SE Gubernur tersebut karena takut dikenai sanksi perusahaan, sebab pihak perusahaan tidak secara resmi meliburkan usahan.
“Pekerja/buruh pabrik sangat dilematis, kalau mau mengikuti SE Gubernur tetap di rumah, maka sanksi berat sudah menanti karena dianggap mangkir dua hari,” ujarnya.
Menurut Nanang, KSPN Jateng setuju dengan gerakan Jateng di Rumah Saja yang digagas Gubernur Gajar Pranowo dalam upaya menekan penyebaran Covid-19 di Jateng.
“Sebenarnya kami setuju dengan upaya Gubernur, namun tak mewajibkan pabrik libur sehingga para buruh tak bisa mematuhi tinggal di rumah,” tandasnya.
Sementara pantauan di lapangan pelaksaanaan “Jateng di Rumah Saja” di Semarang, masih banyak masyarakat yang tetap keluar rumah pada Sabtu-Minggu. Meski tidak sebanyak pada saat hari biasa.
Di kawasan Tlogosari Semarang, pasar tradisional Suryo Kusumo sejumlah toko, warung makan tetap buka melayani pembeli.
Bahkan toko yang menjual kebutuhan bahan pokok, beras, gula, minyak goreng ramai pembeli. Demikian pula toko makanan dan roti diserbu pembeli. “Kalau saya pilih di rumah saja karena di luar banjir,” ujar seorang warga Ny. Suyadi.
Sejumlah wilayah di Semarang pada Sabtu (6/2) dilandar banjir setelah diguyur hujan lebat. Kondisi membuat kebanyakan warga memilih tinggal di rumah.