Banyumas, Gatra.com – Ahli Epidemiologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, dr Yudhi Wibowo M.PH mengapresiasi inisiatif Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang merilis gerakan ‘Jateng di Rumah Saja’, selama dua hari, Sabtu dan Minggu (6-7/2).
Yudhi mengatakan, sejak presiden menyatakan bahwa hasil evaluasi PPKM jilid pertama tidak efektif, maka segera ditindaklanjuti oleh berbagai pimpinan daerah untuk merespons pernyataan presiden dan berupaya memperbaiki pelaksanaan PPKM di wilayah masing-masing. Salah satunya Gubernur Jawa Tengah memutuskan kebijakan ‘Jateng di rumah saja’.
“Respons cepat Gubernur Jateng dengan program tersebut dan kemungkinan akan mampu menurunkan mobilitas penduduk khususnya pada akhir minggu (weekend). Berdasarkan data Mobility Trend dari Apple per 1 Februari 2021, terlihat penurunan mobilitas penduduk di Indonesia yaitu -21 persen (driving) dan -38 persen (walking), akan tetapi saat akhir minggu cenderung meningkat kembali menjadi +6% sampai dengan +10% (driving) dibandingkan base line,” kata Yudhi yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Unsoed ini.
Sementara, berdasarkan community mobility trend dari Google per 29 Januari 2021, didapatkan bahwa di Jateng khususnya telah terjadi penurunan mobilitas penduduk di sektor retail & recreation, grocery & pharmacy, parks, transit stations, workplaces antara -16 persen sampai dengan -40 persen di bawah base line.
Akan tetapi mobilitas penduduk di tempat tinggal atau perumahan masih cukup tinggi yaitu +12 persen di atas base line. Bedasarkan data mobility trend dari Apple maupun Google, tampak bahwa sebenarnya mobilitas penduduk sejak diterapkan PPKM cenderung menurun, akan tetapi meningkat kembali saat akhir minggu dan masih terjadi mobilitas di daerah tempat tinggal.
“Jateng di rumah saja yang akan dilaksanakan pada akhir minggu, diharapkan akan mampu menekan mobilitas penduduk pada akhir minggu tersebut dan di daerah tempat tinggal,” ujar Yudhi yang juga Ketua Epidemiologi Satgas Covid-19 Banyumas, dalam keterangan tertulis Humas Unsoed, dikutip Minggu malam (7/2).
Catatan lainnya, pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarajat (PPKM), penambahan jumlah kasus baru di atas 10.000 kasus per hari dan positivity rate di atas 15 persen per hari di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan mobilitas penduduk secara nasional masih belum mampu menekan laju penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19.
Hal ini dapat dikarenakan bahwa transmisi penyakit sudah bersifat transmisi di masyarakat dengan ditunjukkan tingginya transmisi lokal dan klaster keluarga. Dengan program ‘Jateng di rumah saja’, harapannya setiap keluarga akan benar-benar berada di rumah, sehingga mobilitas di lingkup lokal juga menurun.
“Jangan sampai selama program ini diterapkan, justru antar keluarga saling berkunjung. Hal perlu diingat bahwa klaster keluarga di Jateng mencapai 70 persen,” ucapnya.