Jakarta, Gatra.com - Popularitas dan tingkat kesukaan atau favorabilitas Partai Demokrat dan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meroket semenjak isu "kudeta" partai itu muncul ke publik. Hal itu disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Demokrat, Tomi Satryatomo.
Tomi menjelaskan, internal partainya membuat riset dengan cara memetakan pertarungan narasi upaya pengambilalihan paksa, menggunakan tools yang disebut sebagai social network analysis.
"Kita lihat popularitas dan favorabilitasnya. Kita buat dua periode supaya ada perbandingan," kata Tomi dalam diskusi Proklamasi Democracy Forum bertajuk 'Prahara Hostile Take Over Partai Politik Dalam Arena Demokrasi' secara virtual, Minggu (7/2).
Tomi mamaparkan, periode pertama dilakukan 7 hari sebelum AHY memberikan keterangan pers soal adanya upaya "kudeta" Partai Demokrat, yakni 24-30 Januari. Di waktu itu, popularitas Partai Demokrat berada pada urutan ketiga.
"Tapi pada tanggal 31 Januari sampai 6 Februari, popularitasnya melejit jauh di atas 70 ribu dan favorabilitasnya pun naik jauh mengatasi partai-partai lain," ujar Tomi.
Ia mengklaim bahwa Partai Demokrat menjadi populer dan pada saat yang sama banyak orang yang suka sehingga terjadi lonjakan popularitas dan favorabilitas terhadap Partai Demokrat, baik dalam pemberitaan maupun percakapan.
Terkait dengan popularitas AHY, dalam rentang waktu 24-30 Januari berada di posisi keempat, di bawah gubernur se-Jawa itu, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Sementara itu, popularitas Moeldoko atau pihak disebut-sebut terlibat kudeta Demokrat berada di posisi paling bawah.
Pada tujuh hari berikutnya, lanjut Tomi, posisi AHY melejit melampaui tokoh-tokoh yang lain. Begitupun dengan Moeldoko. Akan tetapi, Kepala Staf Kepresidenan itu memiliki favorabilitas yang rendah dibanding AHY.
"Kenapa Moeldoko melejit karena kita tadi melihat ada upaya-upaya akun anonimous untuk mendogkrak popularitasnya Pak Moeldoko. Bisa disimpulkan bahwa 7 hari pemantauan kemarin baik Partai Demokrat maupun ketum AHY, itu menjadi media daring dibandingkan dengan partai-partai lain, dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain," ujarnya.