Pekalongan, Gatra.com - Banjir merah masih merendam empat kecamatan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sejak Sabtu (6/2) hingga Minggu (7/2). Hampir seribu warga terpaksa mengungsi.
Wakil Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid mengatakan, banjir terjadi merata di empat kecamatan akibat intensitas hujan yang tinggi.
"Banjir terjadi karena hujan semalam luar biasa. Dampaknya merata di empat kecamatan. Semua terpantau banjir," katanya saat meninjau sejumlah tempat pengungsian warga, Sabtu (6/2).
Menurut orang yang biasa disapa Aaf itu, bantuan logistik di antaranya nasi bungkus disalurkan untuk warga yang harus mengungsi di sejumlah tempat. Perlengkapan dapur umum juga didirikan untuk mencukupi kebutuhan makan dan minum para pengungsi.
Data Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekalongan menyebutkan, terdapat 21 kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara, Pekalongan Barat, Pekalongan Selatan dan Pekalongan Timur yang masih terendam banjir.
Banjir menggenangi ribuan rumah warga dan akses jalan di wilayah-wilayah tersebut dengan ketinggian udara berkisar 20 hingga 80 sentimeter. Wilayah yang terparah terendam banjir berada di Kecamatan Pekalongan Barat dan Pekalongan Utara.
Banjir masih terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur Kota Batik pada Minggu (7/2) sejak pukul 00.15 WIB hingga 09.00 WIB. Akibatnya ratusan warga yang menempati terendam harus mengungsi.
Relawan PMI bersama BPBD, kepolisian, TNI dan unsur terkait lainnya mengevakuasi warga yang sakit, anak-anak, perempuan dan lansia ke sejumlah tempat pengungsian menggunakan perahu karet.
Berdasarkan hasil pendataan PMI hingga Minggu siang, jumlah warga yang mengungsi mencapai 923 orang. Jumlah tersebut masih berpotensi bertambah karena intensitas hujan diperkirakan masih akan tinggi.
Para pengungsi tersebar di belasan tempat pengungsian. Di Kecamatan Pekalongan Barat, warga mengungsi antara lain di Aula Kantor Kelurahan Pasirkratonkramat, Gedung Adimanja dan Aula Kantor Kecamatan. Selain itu, para pengungsi juga tersebar di sejumlah masjid, musala, dan sekolah dasar.
Sebelumnya, banjir sudah melanda sejumlah wilayah di Kota Pekalongan sejak Sabtu (6/2). Banjir ini juga sempat viral di media sosial karena kondisi air berwarna merah sepertinya darah bahkan di sejumlah media internasional. Dari penelusuran diketahui warna merah disebabkan adanya bahan pewarna batik milik warga yang bocor dan hanyut terbawa air.