Sukoharjo, Gatra.com- Warga Dukuh Tegalrejo, Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Jawa Tengah digemparkan dengan penemuan sesosok mayat, Jum'at (5/2). Mayat berjenis kelamin laki-laki tersebut ditemukan warga tergeletak di jalan area persawahan.
Dari pantauan di lokasi, mayat tersebut terlihat masih menggenggam plastik berisi teh di tangan kanannya. Sementara saat ditemukan masih mengenakan pakaian lengkap, kaos loreng berwarna hitam coklat dan celana kolor pendek berwarna merah.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, korban diketahui bernama Panut (54) warga Bangsri Gede, Kelurahan Kriwen, Sukoharjo. Mayat tersebut kali pertama diketahui oleh warga yang kebetulan melintas di area persawahan sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu, korban tergeletak dengan posisi meringkuk. Penemuan tersebut kemudian dilaporkan ke polisi.
Informasi penemuan mayat tersebut langsung beredar luas sehingga banyak warga yang datang ke lokasi. Petugas polisi dari Polsek Bendosari dan tim Reskrim Polres Sukoharjo kemudian datang ke lokasi dan melakukan pengamanan sebelum dilakukan evakuasi.
Salah satu keluarga korban Waginem mengatakan, korban menderita depresi sudah cukup lama. Selama ini korban sering jalan kaki tak tentu arah dari rumahnya di Bangsri Gede.
Waginem mengaku terakhir bertemu empat atau lima hari yang lalu. "Terakhir ketemu minta makan ke tempat saya, dan saya tanya apa sedang sakit kok bengkak-bengkak, tapi dijawab aku wes mari. Tidak tahunya malah meninggal di sini (Toriyo)," katanya.
Menurut Waginem, saudaranya ini pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta. "Pas ketemu itu sempat saya tanya, lama tidak kelihatan, dan katanya baru keluar dari Mangunjayan (RSJD Surakarta," ucapnya.
Sementara itu menurut keterangan dari tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Bendosari, Sudarti, tidak ditemukan ada tanda-tanda bekas penganiayaan pada tubuh korban.
Menurutnya, dari visum luar, diketahui kaki korban membengkak sehingga diduga korban menderita penyakit yang sudah lama. Dugaannya korban menderita penyakit gagal ginjal atau hipertensi. "Kemungkinan besar meninggal karena penyakit bawaan yang menahun jika melihat kondisi korban," terangnya.
Korban kemudian dibawa ke RSUD Ir Soekarno. Proses evakuasi sendiri dengan menerapkan protokol kesehatan.