Semarang, Gatra.com - Komisi Informasi Publik (KIP) Jawa Tengah meminta Gubernur Ganjar Pranowo memberika bantuan sembako kepada warga yang terkena dampak kebijakan tinggal di rumah selama dua hari.
Menurut Wakil Ketua KIP Jawa Tengah (Jateng) Zainal Abidin Petir, warga miskin sangat berat harus tinggal di rumah selama dua hari karena tidak ada penghasilan. “Mestinya warga miskin diberi sembako. Bila perlu diberi tambahan nasi kotak,” katanya di Semarang, Jumat (5/2).
Kebijakan “Jateng di Rumah Saja” yang digagas Gubernur Ganjar Pranowo, lanjut Zainal Petir, bagus untuk mencegah kerumunan massa yang bisa berdampak makin masifnya penularan Covid 19. Namun, harus ada solusinya terhadap warga, utama warga miskin agar tidak sampai kelaparan karena tidak bisa bekerja mencari nafkah. “Bagi gubenur, bupati/wali kota, anggota dewan maupun ASN, tinggal di rumah dua hari malah senang dan tetap bisa makan, kalau rakyat kecil bisa klenger,” ujarnya.
Zainal Petir menambahkan, tidak sependapat dilakukan penutupan pasar tradisional, sebab merugikan banyak pedagang yang mengandalkan hidupnya dari berjualan di tempat itu.
Mestinya cukup diberlakukan pengetatan menerapkan prokolol kesehatan Covid-19, dengan mewajibkan memakaai masker serta pemasangang tanda jarak satu meter antarpedagang dan bagi pembeli.
Demikian pula untuk pedagang jaki lima (PKL) jangan ditutup dua hari, tapi diperketat saja kalau tidak pakai masker dan tidak jaga jarak ditindak tegas. “Kalau PKL ditutup, kasihan tidak bisa menghidupi anak dan isteri,” ujarnya.
Bila tidak ada ketentuan PKL boleh buka, lanjut Zinal Petir dikhawairkan kalau mereka tetap nekat berjualan terjadi benturan ketika aparat Satpol PP, Polri maupun TNI melakukan penertiban. “Sebaiknya yang ditutup tempat-tempat karaoke, wisata, dan panti-panti pijat kecual pijat tuna netra,” tandasnya.
Seperti diketahui Ganjar telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 443.5/0001933 tertanggal 2 Februari 2021 mengatur pelaksanaan gerakan "Jateng di Rumah Saja" pada Sabtu-Minggu (6-7/2).