Home Ekonomi Jelang Imlek Omzet Penjualan Patung Dewa-Dewi Turun 60%

Jelang Imlek Omzet Penjualan Patung Dewa-Dewi Turun 60%

Jepara, Gatra.com - Perajin patung dewa-dewi di sentra industri seni patung dan ukir Desa Mulyoharjo, Kecamatan/Kabupaten Jepara, Jawa Tengah harus mengencangkan ikat pinggang, menjelang Imlek 2572 pada Jumat 12 Februari 2021.

Pada momen Imlek tahun ini terjadi penurunan pesanan yang sangat signifikan mencapai 60%. Hal ini diakibatkan adanya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.

“Sangat jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelum adanya Covid-19. Permintaan patung dewa sekarang menurun sekitar 60%. Untuk pesanan lokal terjadi penurunan pesanan, dan yang negara luar berhenti total,” terang pemahat patung, Sumarno (50) saat ditemui di workshopnya, Kamis (4/2).

Pesanan patung dewa saat ini hanya berasal dari pasar domestik saja, seperti dari Makassar dan Medan saja. Itupun hanya hanya 12 patung. Padahal pada Imlek sebelumnya, Sumarno mampu menjual puluhan patung dewa ke berbagai belahan dunia. Khususnya, dengan tujuan Taiwan dan Cina.

“Seringnya dulu dari Taiwan dan Cina. Kalau asia tenggara ya Singapura dan Malaysia. Namun sekarang berhenti total,” jelas pria yang telah menggeluti seni pahat sejak tahun 1994 itu.

Ia mengaku dapat membuat semua jenis patung sesuai pesanan, dan tidak hanya terfokus pada patung dewa-dewi. Khusus untu patung dewa, ia biasa membuat dari ukuran terkecil setinggi 28 sentimeter, ukuran sedang, hingga patung berukuran besar yang mencapai tinggi bermeter-meter.

Patung yang biasanya laris di pasaran diantaranya adalah Dewa Kwang Kong, Dewa Bumi, Te Cu. Kebanyakan produknya dibeli oleh perorangan maupun yayasan yang kemudian disumbangkan pada Vihara maupun Kelenteng.

“Harganya masing-masing bervariasi, mulai yang terkecil Rp1,5 juta hingga yang paling mahal mencapai puluhan juta rupiah,” sambungnya.

Sumarno menambahkan untuk menjaga kualitas produknya, Sumarno mengaku menggunakan bahan baku kayu mahoni. Dijelaskannya, kayu ini memiliki karakter tidak mengeluarkan getah. Sehingga tidak mengganggu penampakan patung nantinya.

“Khusus untuk patung dewa, kita menggunakan kayu mahoni. Kalau memakai kayu jati, lama kelamaan bakal mengeluarkan getah. Sehingga tidak cocok untuk bahan pembuatan patung,” terangnya.

339