Pekanbaru,Gatra.com- Pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020, nyatanya tidak berdampak singnifikan terhadap kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla),pemicu emisi karbon dioksida (CO2) di Provinsi Riau.
Merujuk data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen-LHK), emisi karbon di Riau pada tahun 2020 imbas karhutla mencapai 12.422.996 ton. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di Indonesia pada tahun 2020.
Namun, data tersebut berbeda dengan perhitungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau. Kepada Gatra.com Kepala Bidang (Kabid) Perubahan Iklim DLHK Riau, Nelson Sihotang, mengatakan jumlah emisi CO2 di Riau tahun 2020 hanya 1.477.338.471 ton.
Angka ini diperoleh dari hasil kali luasan karhutla tahun 2020 di Provinsi Riau dengan faktor emisi 923,1 ton C02 per hektare. "Berdasarkan luas karhutla yang kami himpun bersama BPBD Provinsi Riau, maka luas karhutla Riau tahun 2020 sebesar 1600, 41 hektare, dan jika dikalikan dengan faktor emisi (923,1 ton CO2e/ha) maka jumlah emisi CO2 dari Karhutla di Provinsi Riau Tahun 2020 sebesar 1.477.338.471 ton,"urainya, Rabu (3/2).
Nelson, menampik perbedaan data emisi tersebut lantaran kekeliruan penghitungan yang dilakukan Kemen LHK. Menurutnya perbedaan angka bisa terjadi tergantung basis perhitungan yang dilakukan. "Data kebakaran hutan yang kami sampaikan adalah hasil perhitungan luas kebakaran hutan di darat," tekannya.
Diketahui, data luasan karhutla di Riau versi Kemen-LHK pada 2020 seluas 15.422 hektare. Adapun, dalam melakukan penghitungan luasan karhutla, Kemen-LHK mengandalkannanalisis citra satelite Landsat 8 dengan dua sensor, meliputi: operational land imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS). Kedua sensor ini memiliki resolusi spasial 30 meter.
Citra satelit itu dipadukan dengan data sebaran hotspot, serta laporan hasil groundchek hotspot dan laporan pemadaman yang dilaksanakan Manggala Agni (pemadam kebakaran).
Adapun karbon dioksida merupakan salah satu senyawa utama gas rumah kaca. Tumpukan gas tersebut di atmosphere dapat memicu perubahan iklim. Secara alamiah, gas rumah kaca dihasilkan dari kegiatan manusia sehari-hari.
Hanya saja,seiring berlalunya waktu, emisi CO2 meningkat secara drastis lantaran semakin massifnya industri yang menggunakan bahan bakar energi fosil. Meski begitu, peristiwa karhutla turut andil meningkatkan tumpukan emisi CO2 di angkasa
Sebagai informasi, jumlah emisi Provinsi Riau tahun 2020 tersebut turun dibandingkan jumlah emisi tahun 2019 yang mencapai 72.081.698 ton. Saat itu karhutla melanda Riau. Hanya saja emisi tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan jumlah emisi pada tahun 2017 yang mencapai 6.407.663 ton.