Yogyakarta, Gatra.com - Pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) bangga karena alat pendeteksi Covid-19, GeNose, digunakan sebagai alternatif pemeriksaan Covid-19 untuk penumpang kereta.
Mulai 5 Februari, PT KAI menggunakan pendeteksi Covid-19 lewat embusan napas manusia ini secara resmi di Stasiun Senen, Jakarta, dan Stasiun Tugu Yogyakarta.
"Implementasi GeNose di kereta api memberi opsi skrining kesehatan bagi calon penumpang KA trayek jarak jauh dan juga bagi awak KA," kata Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Hargo Utomo kepada Gatra.com, Rabu (3/2) sore.
Hargo memaparkan penerapan GeNose di stasiun tidak dimaksudkan untuk mendorong mobilitas orang yang mungkin bisa bertentangan dengan kebijakan pembatasan.
Namun, kata Hargo, penggunaan GeNose memberikan pilihan bagi masyarakat dalam proses skrining kesehatan untuk mitigasi risiko pandemi Covid-19.
"Faktor kenyamanan, harga yang sangat terjangkau, hasilnya cepat dan akurat merupakan daya tarik GeNose bagi masyarakat," katanya.
Penggunaan GeNose di stasiun dibagi dalam enam titik. Setelah mendaftar dan melakukan pembayaran di loket, calon penumpang akan diberi kantong udara untuk menampung napas.
Petugas akan menjelaskan dan memberi instruksi kepada calon penumpang untuk menghembuskan napas ke dalam kantong yang tersedia di suatu bilik. Hasil tiupan napas itu lantas diserahkan ke petugas dan hasilnya bisa diketahui dalam beberapa menit.
GeNose mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan pada Desember tahun lalu. Penggunaannya untuk skrining Covid-19 bagi penumpang kereta api jarak jauh di wilayah Pulau Jawa disetujui oleh Satgas Covid-19 dalam Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri di Masa Pandemi Covid-19.
"Mudah-mudahan ini menjadi kebanggaan kita semua sebagai karya anak bangsa," ucap Hargo.