Jakarta, Gatra.com - Direktur Kursus dan Pelatihan, Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wartanto menuturkan sektor kursus dan pelatihan punya potensi besar dalam menyerap tenaga kerja sumber daya manusia (SDM) tanah air. Bahkan dirinya pun percaya diri, bahwa dalam serapan tenaga kerja, bidang kursus dan pelatihan justru tak akan kalah dengan pendidikan vokasi dan politeknik, dalam menyerap lebih banyak menyerap lulusan.
Hal itu dikarenakan, banyak lembaga kursus dan pelatihan yang sudah mulai banyak melakukan kemitraan dengan berbagai lembaga. Wartanto memberi contoh, salah satu tempat pelatihan yakni Baba Studio, setiap tahun menerima sekitar 1.200 siswa pelatihan dan 700 lulusan diantaranya selalu terserap bekerja di Telkom.
"Karena memang biasanya para lembaga kursus dan pekatihan itu sudah menjalin kemitraan. Nah biasanya juga, lulusan yang tidak terserap itu kemudian akan dilatih kembali. Dan ditawarkan ke lembaga lain," kata Wartanto saat diskusi bersama media, Rabu (3/1).
Apalagi, kebanyakan memang untuk lembaga pelatihan-pelatihan yang sudah besar pun sekitar 70% instruktur yang dihadirkan untuk melatih para siswa dalam pelatihan tersebut telah memiliki sertifikat bertaraf internasional. Sehingga, sejatinya kualitas pendidikan dan pelatihan di lembaga kursus pun tidak kalah baik dengan pendidikan akademis.
"Kalau lembaga kursus tidak terus berinovasi, maka akan habis dia. Lembaga kursus dan pelatihan itu kan seperti sebuah investasi mereka sendiri. Kalau lulusan yang dihasilkan bagus, maka itu akan untung buat mereka juga," bebernya.
Kedepan, Wartanto mengatakan pihaknya pun akan terus mendorong link and match dalam sektor pelatihan dan kursus dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Hal ini dilakukan, agar makin banyak lulusan lembaga kursus dan pelatihan yang terserap lapangan kerja. Bahkan kalau bisa, Wartanto ingin tingkat serapan tersebut berada di atas angka serapan yang tercatat saat ini.
"Karena kalau anak yang ikut lembaga pelatihan dan kursus itu sikapnya sejak awal kan memang ingin cari kerja. Makanya, terus terang para lulusan kursus dan pelatihan itu mental dan motivasinya sudah sangat terbentuk, sudah sangat siap untuk dunia kerja," pungkasnya.
Jakarta, Gatra.com - Direktur Kursus dan Pelatihan, Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wartanto menuturkan sektor kursus dan pelatihan punya potensi besar dalam menyerap tenaga kerja sumber daya manusia (SDM) tanah air. Bahkan dirinya pun percaya diri, bahwa dalam serapan tenaga kerja, bidang kursus dan pelatihan justru tak akan kalah dengan pendidikan vokasi dan politeknik, dalam menyerap lebih banyak menyerap lulusan.
Hal itu dikarenakan, banyak lembaga kursus dan pelatihan yang sudah mulai banyak melakukan kemitraan dengan berbagai lembaga. Wartanto memberi contoh, salah satu tempat pelatihan yakni Baba Studio, setiap tahun menerima sekitar 1.200 siswa pelatihan dan 700 lulusan diantaranya selalu terserap bekerja di Telkom.
"Karena memang biasanya para lembaga kursus dan pekatihan itu sudah menjalin kemitraan. Nah biasanya juga, lulusan yang tidak terserap itu kemudian akan dilatih kembali. Dan ditawarkan ke lembaga lain," kata Wartanto saat diskusi bersama media, Rabu (3/1).
Apalagi, kebanyakan memang untuk lembaga pelatihan-pelatihan yang sudah besar pun sekitar 70% instruktur yang dihadirkan untuk melatih para siswa dalam pelatihan tersebut telah memiliki sertifikat bertaraf internasional. Sehingga, sejatinya kualitas pendidikan dan pelatihan di lembaga kursus pun tidak kalah baik dengan pendidikan akademis.
"Kalau lembaga kursus tidak terus berinovasi, maka akan habis dia. Lembaga kursus dan pelatihan itu kan seperti sebuah investasi mereka sendiri. Kalau lulusan yang dihasilkan bagus, maka itu akan untung buat mereka juga," bebernya.
Kedepan, Wartanto mengatakan pihaknya pun akan terus mendorong link and match dalam sektor pelatihan dan kursus dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Hal ini dilakukan, agar makin banyak lulusan lembaga kursus dan pelatihan yang terserap lapangan kerja. Bahkan kalau bisa, Wartanto ingin tingkat serapan tersebut berada di atas angka serapan yang tercatat saat ini.
"Karena kalau anak yang ikut lembaga pelatihan dan kursus itu sikapnya sejak awal kan memang ingin cari kerja. Makanya, terus terang para lulusan kursus dan pelatihan itu mental dan motivasinya sudah sangat terbentuk, sudah sangat siap untuk dunia kerja," pungkasnya.