Purworejo, Gatra.com- Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Purworejo Selasa sore (2/1/2021) membawa kesedihan bagi Legiman. Bagaimana tidak, lelaki tua berusia 60 tahun ini tak bisa tidur nyenyak seperti kebanyakan orang.
Selama bertahun-tahun, warga RT 1 RW 6, Kelurahan Semawung Kembaran, Kecamatan Kutoarjo ini hidup sebatang kara tinggal di bawah reruntuhan gubug nan sempit. Jangankan kasur, untuk tidur ia hanya beralaskan karung bekas yang ia gelar untuk menahan dinginnya tanah. Kayu-kayu bekas dan daun kelapa, ia sandarkan membentuk segitiga sehingga ada ruang tempat ia bisa tidur.
"Dulu saya pernah dibuatkan rumah kecil (sekira 2x3 meter) oleh saudara. Tapi sudah ambruk kena angin, tidak punya uang untuk memperbaiki jadi ya..saya tetap tinggal di bekas rumah saya itu," kata pria yang belum pernah menikah ini.
Karena tinggal di reruntuhan, saat hujan turun ia pun akan berteduh di rumah sederhana milik keponakannya, Harti hingga hujan reda. Untuk sekedar memejamkan mata, ia duduk di kursi kayu. Jangankan identitas, bantuan pun belum pernah ia terima dari pemerintah selama ia tinggal di reruntuhan.
"Dulu pernah punya KTP dan KK tapi sudah busuk (hancur) karena kehujanan. Kemarin ada orang dari pemerintah datang kasih bantuan katanya untuk makan. Isinya beras, mie instan, kecap sama uang Rp100.000. Ya lumayan, mienya saya buat makan," kata pria kurus ini.
Sehari-hari ia hanya menggantungkan hidup dari bekerja di penggilingan padi milik seorang warga. Upahnya pun tak tentu tergantung dari banyak atau sedikit orang yang menggilingkan padi, tak setiap hari pula ia bekerja.
Akan tetapi Legiman tak mau menyerah dengan kepahitan hidup yang dijalaninya. Ia pun tegas menjawab tidak mau meminta-minta bantuan. "Saya nggak mau minta bantuan, rikuh (malu)," katanya.
Keinginan Legiman sebenarnya sederhana, ingin memiliki tempat tinggal yang layak untuknya. Agar ia tak lagi kehujanan dan kedinginan.
Sementara itu Lurah Semawung Kembaran, Ribut Tri Yuwono, ketika dihubungi mengatakan bahwa, ia memperoleh informasi sudah ada pihak yang akan membuatkan rumah sederhana untuk warganya tersebut. "Alhamdulillah sudah ada tindak lanjut. Info dari Ketua RT, Pak Legiman akan dibuatkan bangunan semi permanen ukuran 3x3 oleh seorang dermawan. Untuk identitas, saya akan jemput bola kesana supaya Beliau memiliki KTP dan KK," kata Ribut melalui aplikasi pesan.
Gerakan perangkat RT, RW hingga kelurahan setempat bisa dikatakan sangat terlambat, karena Legiman telah menghuni reruntuhan gubugnya puluhan tahun. Akan tetapi paling tidak saat ini ada perhatian meskipun belum maksimal.