Kupang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi NTT akan menyewa fasilitas laboratorium untuk mempercepat pelaksanaan pemeriksaan sampel swab. Ini karena sejumlah sampel dari 22 Kabupaten /Kota di NTT saat ini masih menumpuk di Laboratorium RSUD W.Z. Johanes Kupang.
“Pemeriksaan sampel swab saat ini mengalami kelambatan. Terjadi penumpukan sampel swab dari beberapa Kabupaten. Ada yang sudah mengantri lebih dari dua minggu untuk diperiksa di Laboratorium Biomolekuler RSUD Prof W.Z. Johanes. Karena itu kami akan mengusahakan secepatnya proses sewa laboratorium tersebut,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Senin ( 1/2 ).
Pemprov NTT saat ini jelas Viktor Bungtilu Laiskodat, sedang memproses sewa fasilitas laboratorium dari pihak swasta tersebut. Penyewaan ini dilakukan sebagai langkah pertama sebelum bantuan laboratorium dari pemerintah pusat terealisasi.
“Jadi sambil menunggu bantuan pusat, kami akan mengusahakan secepatnya pengadaan sewa laboratorium tersebut,” jelas Viktor Bungtilu Laiskodat.
Pemerintah Provinsi NTT kata Gubernur Viktor, mengirim surat permintaan ke Kementerian Kesehatan RI dan Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19. Perihalnya, untuk membangun dua laboratorium Biomolekuler di Provinsi NTT yakni di Sumba dan Flores.
“Pembangunan dua laboratorium Biomolekuler itu dimaksudkan untuk mengurai dan menangani persoalan penumpukan swab PCR di daerah. Kami sudah bersurat resmi ke Menteri Kesehatan secara formal. Kami minta kepada Menkes dan Kepala Gugus Tugas Nasional, Doni Monardo untuk bantu kita PCR untuk dibangun di Sumba dan Flores," kata Viktor Bungtilu Laiskodat.
Dia menyebutkan saat ini, Pemerintah Provinsi NTT hanya memiliki satu laboratorium untuk memeriksa sampel PCR yakni Laboratorium Biomolekuler RSUD Prof W.Z. Johanes Kupang.
“Kami harapkan agar bantuan pemerintah pusat yakni Kementrian Kesehatan segera terealisir. Dengan adanya dua laboratorium di Flores dan Sumba cukup membantu karena dapat mengurangi penumpukan sampel PCR saat ini ,” katanya.
Sementara itu Direktur RSUD Prof WZ Johanes Kupang, dr. Mindo Sinaga mengatakan kapasitas Laboratorium Biomolekuler rumah sakit tersebut hanya bisa memeriksa 282 sampel dalam dua atau tiga sift. Ini tidak bisa mengimbangi kecepatan pengiriman sampel dari daerah.
" Sampel dari Kabupaten / Kota masih menumpuk. Tidak bisa mengimbangi pemeriksaan saampel yang ada antara lain karena petugas kami juga terkonfirmasi, positif Covid-19) ,” kata dr Mindo Sinaga.