Pekanbaru, Gatra.com - Seiring tingginya intesitas hujan di tanah air pada awal tahun ini, Gubernur Riau Syamsuar, meminta pihak berkepentingan untuk mengantisipasi munculnya bencana banjir.
Menurut Syamsuar langkah antisipasi bisa dilakukan, dengan bekordinasi dengan provinsi tetangga, Sumatera Barat. "Yang harus diwaspadai masyarakat Riau adalah luapan air sungai, bila terjadi intesitas hujan tinggi di Sumatera Barat," ungkapnya di Pekanbaru, Senin (1/2).
Sejumlah sungai besar di Riau, bagian hulunya berlokasi di Sumatera Barat, sungai tersebut diantaranya: Sungai Kampar dan Sungai Indragiri. Sejumlah area di Riau yang dilintasi kedua sungai tersebut tergolong rawan banjir. Daerah yang menjadi aliran Sungai Kampa meliputi, Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan. Sedangkan untuk Sungai Indragiri meliputi Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Indragiri Hulu.
Selain daerah-daerah tersebut Kabupaten Rokan Hulu juga kerap dilanda banjir. Pun begitu dengan ibukota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru. Hanya saja banjir yang menerpa kota Pekanbaru, lebih banyak disebabkan oleh persoalan urban, seperti tata kota dan drainase.
Pengamat perkotaan, Dr. Ikhsan, mengatakan pengawasan yang minim atas pendirian bangunan telah menyebabkan kota dilanda banjir. "Itu termasuk menyempitnya selokan lantaran bangunan perumahan atau gedung. Berkurangnya lebar kanal karena bangunan, ditambah pendangkalan selokan dan sampah," sebutnya.
Sementara itu Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) menilai, bencana banjir yang menahun di Riau turut disebabkan alih fungsi lahan, terutama hutan dan sempadan sungai. Jikalahari mendapati bentangan hutan alam Riau bekurang dari 6.727.546 hektare pada tahun 1982 menjadi hanya 1.442.669 hektare untuk saat ini.