Mamuju, Gatra.com - Aksi Cepat Tanggap (ACT) laksanakan pogram bantuan modal ekonomi bagi korban gempa Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Aksi itu merupakan bagian dari Wakaf Modal Usaha Mikro (WMUM).
ACT melakukan asesmen dan memilih sejumlah pemilik UMKM untuk diberikan bantuan dana sebesar Rp1-2 juta. Bantuan itu seringkali berupa pinjaman lunak.
"Tapi untuk di Mamuju, sementara ini lebih berupa sedekah. Kita paham kondisinya. Nanti sekitar enam bulan kedepan akan kita lihat lagi apakah akan ada pengembalian," jelas Koordinator Program Bantuan Modal Ekonomi ACT, Raka Ginanjaya Gumelar.
Syamsul (30 tahun) adalah pemilik warung kecil di Dusun Ganno 1, Desa Saleto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju. Sepertiga dari rumahnya yang berukuran 5x9 meter itu merupakan toko sembako kecil-kecilan. Dia mengandalkan penjualan dari mobil-mobil yang melewati jalan lintas provinsi yang menjadi lokasi rumahnya.
Kala itu, sebelum pandemi, dia bisa meraup omzet Rp900 ribu/hari. Ketika Covid-19 melanda, pendapatannya turun jadi Rp500 ribu/hari.
Ketika gempa mengguncang Mamuju dua pekan lalu, rumah tersebut hancur rata dengan tanah. Kepada Gatra.com, Syamsul bercerita bahwa dana yang dia butuhkan untuk membangun rumah kembali sekitar Rp30-35 juta. Plus Rp5,5 juta untuk modal membuka toko lagi.
Kini, dia terpaksa menguras tabungan untuk modal dagang sementara. Di tenda darurat yang berdiri tak jauh dari rumahnya, Syamsul menjual rokok, mie instan, dan minuman.
Syamsul adalah satu dari 1.000 orang yang ditargetkan ACT untuk mendapat manfaat program pemulihan ekonomi Sulbar. Rencananya, 500 orang di Mamuju dan 500 orang di Majene.Para penerima ini juga nantinya akan didampingi oleh mentor.
Hingga 31 Januari, ACT sudah menyalurkan dana wakaf pada enam orang penerima.