Mamuju, Gatra.com - Aksi Cepat Tanggap (ACT) laksanakan kegiatan potong sapi berbobot 150 kg di Desa Ahu, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Ini merupakan bagian dari program gizi yang dilakukan ACT di wilayah terdampak bencana alam.
"Setelah satu, dua minggu di pengungsian biasanya sudah mulai lemah. Kalau sudah lebih dari seminggu, penyakit pasti akan bermunculan. Makanya program ini kita lakukan untuk bantu tingkatkan imun," jelas Komandan Posko Induk ACT Sulbar, Lukman Solehudin, Mingu (31/1).
Desa Ahu sendiri merupakan salah satu wilayah paling parah terdampak dan berada di pelosok. Berjarak lebih dari 20 km dari jalan poros provinsi, rute yang harus ditempuh menuju desa di tepi laut ini sangat buruk. Desa ini berada di salah satu ujung Jalan Poros Obatu-Lebani.
"Setelah gempa, empat malam saya menangis terus. Saat itu listrik mati. Kita semua ketakutan. Khawatir apa yang mau dimakan. Ke desa ini kan susah masuknya," cerita Kades Ahu, Jasmin.
Desa ini terdiri dari tujuh dusun. Terbagi menjadi 397 KK dengan total 1.573 jiwa. Tidak ada korban jiwa ketika gempa terjadi. Namun sejumlah orang mengalami luka. Semua warga sempat mengamankan diri ke tempat tinggi karena khawatir air laut naik.
"Sebagai Kades, saya takut akan daerah ini bisa kena tsunami. Setelah relawan datang baru kita lega," imbuhnya.
Awal gempa terjadi, desanya sempat mendapat bantuan 13 karung masing-masing 50 kg dari BNPB. Kemudian, Jasmin harus datang sendiri ke posko BNPB untuk mengambil beras hingga dua kali lagi.
ACT sendiri berencana memotong 10 ekor sapi untuk korban gempa Sulbar ini. Sejauh ini baru tiga ekor yang sudah dipotong, yaitu di posko induk di Kota Mamuju, lalu di Desa Botteng Utara, dan Desa Ahu.
Daging sapi diolah di dapur umum yang tersedia. Setelah itu dibagikan dalam bentuk makanan siap saji kepada warga.