Majene, Gatra.com - Dua pekan telah berlalu sejak gempa berkekuatan 6,2 magnitudo (M) mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) pada Jumat dinihari (15/1). Hingga hari ini masih banyak korban yang terpaksa hidup seadanya di tenda-tenda darurat.
"Rumah saya itu yang paling parah rusaknya di dapur. Sudah dua minggu saya tinggal di tenda ini saja. Anak-anak saya masih belum berani masuk rumah," ungkap salah seorang pengungsi, Reniyanti kepada Gatra.com di Dusun Bonde, Desa Lombong, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulbar, Sabtu (30/1).
Awalnya, ibu delapan anak itu sempat mengungsi ke desa sebelah yaitu Desa Lombong Timur. Tapi karena khawatir akan kondisi rumah, mereka pun kembali dan mendirikan tenda di dekat huniannya.
Reniyanti adalah satu dari 300 warga yang menerima manfaat program Operasi Makan Gratis yang dilaksanakan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bagi korban gempa Majene.
"Salah satu program pada penyintas gempa ada program makanan gratis. Tim kami menyiapkan makanan lalu dibagikan ke warga sekitar posko," jelas Komandan Posko ACT Wilayah Majene, Takdir.
Para relawan ACT dibantu sejumlah relawan lokal tiap subuh pergi berbelanja bahan makanan ke pasar yang ada. Variasi lauk ayam, ikan, dan telur lantas dimasak di dapur umum yang berlokasi di sebelah posko.
Sudah lima hari beroperasi, relawan rutin membagikan makanan sebelum jam santap siang. Sementara untuk makan malam, tim ACT memasak lebih sedikit yaitu untuk keperluan relawan. Meski demikian warga yang datang di malam hari dipersilahkan juga mengambil porsi makanan yang tersedia.
"Distribusi diutamakan sekitar posko. Karena kapasitas produksi dapur terbatas hanya 300 per hari," imbuh Takdir.
Selain dapur umum ACT, mereka juga memfasilitasi dua dapur umum mandiri. Dapur umum mandiri ini dikelola sendiri oleh warga terdampak. ACT menyuplai bahan pokok tiga hari sekali.
"Alhamdulillah masyarakat sekitar partisipatif, bantu-bantu di dapur. Mereka ikut produksi maupun distribusi," ujar dia.
Tim ACT berencana masih terus bekerja di Majene hingga masa tanggap darurat yang ditetapkan pemerintah berakhir pada 4 Februari mendatang.