Palembang, Gatra.com- Tak kapok meskipun pernah dicokok karena mengaku dokter polisi berpangkat AKP di Rs Bhayangkara Polda Sumsel, Septiawan Wijaya (23) kini kembali berulah. Setelah aksi polisi palsunya gagal, kini mengaku tentara. Walhasil, tentara jadi-jadian itu pun diringkus anggota Intel Kodim 0418 dan dibawa ke Pos Kodam II Sriwijaya. Akhirnya, Septiawan diserahkan ke Polrestabes Palembang lantaran melakukan aksi penipuan, Jum’at (29/1) sekira pukul 14.00 WIB.
Menurut Dantim Intel Kodam II Sriwijaya Letda INF Hariyanto saat ditemui di SPKT Polrestabes Palembang, pelaku kepada korban mengaku berpangkat Letnan Dua (Letda). “Sebelumnya pelaku pernah ditangkap Polda terkait kasus yang sama, namun pada saat itu pelaku mengaku sebagai anggota kepolisian dan langsung ditangkap anggota Jantanras Polda pada tahun 2018, di hukum selama 3,5 tahun di Rutan Pakjo,” ujarnya, Jumat (29/1).
Sementara itu, korban seorang mahasiswi berinisial ET (25) mangatakan, penipuan ini bermula saat ia mengenal pelaku melalui aplikasi Line. “Dia tiba-tiba add akun saya, lalu saya terima dan saat itu dia langsung vidio call saya sambil menggunakan baju TNI,” ujar ET, warga Kecamatan Sako Palembang. Ia menjelaskan, pelaku mengaku sebagai anggota Kodam. “Dia meyakinkan saya sehingga saya percaya,” jelasnya.
Setelah itu pelaku mengajak korban keluar untuk jalan-jalan dan mengatakan mobil yang ia pakai adalah mobil dinas. “Dia katakan mobil itu rusak jet pam bensinnya sehingga ia terlebih dahulu memperbaikinya dengan harga Rp4 juta,” katanya.
Pelaku kemudian meminjam uang korban dengan memaksa. Namun korban mengatakan transfer saja. “Dia terus memaksa dengan alasan tidak mempunyai rekening sehingga saya kasih uang tunai dan pelaku menemui saya,” bebernya.
Tidak hanya itu, keesokan harinya pelaku kembali mengatakan kepada korban kalau ia habis menabrak orang. Pelaku kemudian mengatakan orang yang ia tabrak meminta uang ganti rugi sebesar Rp8 juta. “Dia memaksa saya untuk menggadaikan kalung emas dan gelang emas saya yang masing-masing berat setengah suku,” jelasnya.
ET mengaku baru satu Minggu kenal dengan pelaku. Karena curiga korban kemudian melaporkan kejadian tersebut hingga pelaku berhasil diamankan.
Sementara pelaku Septian Wijaya (23) mengatakan baru tiga bulan ini menjadi TNI gadungan. “Saya nekat melakukan itu untuk mencari uang dengan cara ngepam di perusahaan-perusahaan yang membutuhkan penjagaan setelah itu saya dibayar,” katanya. PAM adalah akronim dari pasukan keamanan. Kemudian istilah ngepam ini populer untuk menyebutkan atau mewakili ketika seorang petugas keamanan melakukan tugasnya.
Ia mengaku dalam satu bulan berhasil mendapatkan uang sebesar Rp6 juta. Disinggung mengenai berapa banyak korbannya, pelaku mengatakan kalau korban wanitanya hanya satu. Dan selama ini ia hanya ngepam di perusahaan untuk melakukan pengamanan.
Ia juga mengaku pernah ditangkap Jatanras Polda terkait penyamarannya sebagai anggota polisi gadungan. Diketahui pelaku beberapa hari ini tinggal di Jalan Jendral Sudirman, Kecamatan IT I tepatnya di Living Kost. “Saya tidak menentu tinggal dimana karena selalu bepindah tempat agar korban tidak tahu dimana rumah saya,” jelasnya.
Ia menyesali perbuatannya. Atas perbuatannya pelaku diserahkan ke Polrestabes Palembang untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.