Jakarta, Gatra.com - Saat ini Indonesia tengah melaksanakan program vaksinasi COVID-19 yang ditandai dengan penyuntikan dosis pertama vaksin CoronaVac kepada Presiden RI Joko Widodo pertengahan Januari lalu. Rencananya, program vaksinasi akan berlangsung selama 15 bulan ke depan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan melakukan pengawalan di setiap jalur distribusi, mulai keluar dari industri farmasi hingga digunakan dalam pelayanan vaksinasi kepada masyarakat.
Kepala Badan POM Penny Lukito mengatakan, dibutuhkan rantai logistik dingin dalam pengelolaan distribusi vaksin. Hal tersebut, kata Penny, bersifat kritikal.
Penjagaan ditujukan untuk mencegah terjadinya penurunan mutu vaksin yang mengakibatkan vaksin menjadi tidak bermanfaat. Vaksin harus dipertahankan mutunya pada suhu penyimpanan 2-8oC.
"Jaminan terhadap keamanan, khasiat, dan mutu vaksin merupakan tanggung jawab bersama. Pengelolaan vaksin yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin dan program vaksinasi," ujar Penny pada konferensi pers, Jumat (29/1).
Penny juga mendorong mendorong Instalasi Farmasi Pemerintah (IFP) agar memperhatikan proses pendistribusian dan pengelola vaksin sesuai cara yang baik (good practices) sesuai SOP, panduan, dan pedoman yang berlaku serta dapat segera melakukan tindakan koreksi jika terdapat ketidaksesuaian. Proses pendistribusian vaksin COVID-19 dilakukan oleh PT Bio Farma ke IFP Provinsi yang selanjutnya akan didistribusikan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan melalui IFP Kabupaten/Kota.
Badan POM secara proaktif memperkuat proses pengawasan distribusi vaksin melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM terhadap IFP di seluruh Indonesia guna, yang memantau sarana industri, distributor, instalasi farmasi provinsi, instalasi farmasi kabupaten, dan sarana pelayanan kesehatan.