Home Kesehatan Kenali Overactive Bladder dan Apa Penyebabnya

Kenali Overactive Bladder dan Apa Penyebabnya

Jakarta, Gatra.com- Anda sering buang air kecil? Atau tanpa sengaja air seni keluar tanpa bisa ditahan. Jika iya, berarti ada gejala Overactive Bladder atau disebut OAB didalam kandung kemih anda.

Jika Anda mengalami itu, baiknya dipastikan apakah itu benar-benar OAB atau bukan. Untuk paham mengenai itu, berikut penjelasan apa itu OAB dan apa penyebabnya?.

Dokter Spesialis Urologi-Konsultam Urologi wanita dan neoro-Urologi dari Siloam Hospitals Asri, dr Harrina E Rahardjo , Sp. U ( K) , Phd. menjelaskan, kandung kemih overaktif atau overactive bladder (OAB) merupakan masalah pada fungsi penyimpanan kandung kemih yang menyebabkan dorongan untuk buang air kecil secara mendadak dan tidak bisa dikontrol atau keluarnya urine tanpa disadari.

"Penyebab utama adalah pada overactive bladder terdapat kesalahan pengiriman sinyal antara otak dan kandung kemih," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/1).

Dipaparkan Harrina bahwa kondisinya, otot kandung kemih berkontraksi terlalu awal walaupun kandung kemih belum penuh. "Kontraksi ini memicu rasa ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya," tuturnya.

Herina menjelaskan bahwa organ ginjal berfungsi menyaring darah dan menghasilkan urine. Urine yang terbentuk lalu dialirkan menuju kandung kemih untuk ditampung sementara. Pada ujung kandung kemih, terdapat sfingter atau otot berbentuk cincin yang menahan urine agar tidak keluar.

"Secara normal, ketika kandung kemih mulai penuh, otak akan mengirimkan sinyal menuju saraf kandung kemih untuk segera buang air kecil. Otot kandung kemih pun berkontraksi (meremas), sfingter terbuka, dan urine akhirnya keluar dalam proses buang air kecil," imbuhnya.

Lalu apa penyebab overactive bladder, Harrina menjelaskan hal itu bisa terjadi karena gangguan saraf, akibat stroke atau multiple sclerosis. Juga bisa karena infeksi saluran kemih dengan gejala yang mirip kandung kemih overaktif.

Penyebab lainnya adalah perubahan hormon selama menopause. Kerusakan saraf akibat penyakit diabetes. Juga karena adanya tumor atau batu pada kandung kemih.

Hal lainnya, karena pembesaran prostat, sembelit. Atau efek samping operasi dan konsumsi obat-obatan yang meningkatkan produksi urine.

"Juga karena mengonsumsi alkohol serta kafein atau terjadi penurunan fungsi kandung kemih seiring bertambahnya usia," ungkap Harrina.

Harrina menyarankan agar segera ke dokter guna konsultasi untuk penyembuhannya. "Dari sisi pengobatan, bisa melalui pemberian obat paska ditemukan adanya OAB, penggunaan terapi dan alat. Contohnya penanganan latihan otot dasar panggul lalu stimulasi syaraf," sebut Harrina dalam Webinar tersebut.

1762

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR