Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, menyayangkan kerap kali terjadinya kisruh pada Pemilihan Rektor (Pilrek) di Perguruan Tinggi. Bahkan, belakangan kisruh selalu dibalut oleh isu yang hampir serupa, yakni kabar tidak sedap adanya perilaku plagiarisme yang ditujukan pada salah satu calon rektor. Belakangan, isu ini pun merebak di kontestasi Pilrek di Unibersitas Sumatra Utara (USU).
Seperti diketahui, Rektor USU terpilih Muryanto Amin, mendapat tuduhan plagiarisme yang bahkan, tuduhan ini berujung terbitnya Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan Rektor USU lama Runtung Sitepu dan menyatakan Muryanto terbukti bersalah dengan melakukan plagiat karya sendiri atau self plagiarism.
Menanggapi hal itu, Nizam mengaku menyesalkan hal yang serupa terus terjadi pada kontestasi Pilrek. "Saya itu sangat sedih jika tiap ada pemilihan rektor selalu saja terjadi friksi, konflik, dan saling tuduh sebagainya," kata Nizam dalam Konferensi Pers secara daring, Kamis (28/1).
Nizam pun meminta kedepan, jika ada sebuah prosesi pemilihan pimpinan perguran tinggi tersebut. Baiknya antar calon tidak saling suka mencari kesalahan-kesalahan lawan masing-masing.
Ketika nantinya pilrek sudah menelurkan satu nama Rektor yang terpilih, ada baiknya kontestan pilrek langsung melakukan konsolidasi dalam upaya bersama memajukan Perguruan Tinggi di tempatnya bernaung.
"Pasti ada dinamika dalam setiap pemilihan rektor. Namun, alangkah eloknya jika semua pihak bersikap dewasa. Pihak yang terpilih sebagai rektor itu kan sudah melalui proses penjaringan yang kompetitif. Ketika seleaai baiknya konsolidasi dan kembali saling dukung," pungkas Nizam.