Padang, Gatra.com - Alumnus SMKN 2 Padang, Sumatera Barat (Sumbar), akhirnya ikut buka suara terkait santernya dugaan pemaksaan untuk memakai jilbab atau hijab bagi siswi nonmuslim di sekolah tersebut.
Bagi alumnus SMKN 2 Padang, semua guru selalu memberikan ruang kepada siswa-siswi nonmuslim untuk memilih. Dalam artian, siswa nonmuslim tidak dipaksa ikut kegiatan islami, dan siswi nonmuslim juga tidak dipaksa memakai jilbab.
"Tidak pernah ada paksaan atau intimidasi dari pihak sekolah. Bahkan guru-guru juga selalu memberi kami ruang untuk memilih," kata alumnus SMKN 2 Padang, Delima Febria Hutabarat, Rabu (27/1).
Menurut Delima, pihaknya dari nonmuslim tidak pernah keberatan memakai jilbab. Apalagi, jilbab hanyalah atribut penutup kepala dan tidak akan merusak keimanannya selaku penganut agama Kristiani. Makanya selama tiga tahun di SMKN 2 Padang tidak pernah protes.
Bukan itu saja, sejak berlakunya peraturan berjilbab selama sekolah di Kota Padang, dia juga belum pernah melihat siswi atau orang tua nonmuslim yang protes. Bahkan menurutnya, sekolah di SMKN 2 Padang sangat toleransi dan saling menghormati dengan siswa maupun guru yang tidak seagama.
"Kami yang nonmuslim memakai jilbab ketika di sekolah saja, setelah selesai belajar kami buka jilbab. Semuanya saling menghormati meskipun berbeda agama," ujarnya.
Ia juga sangat menyayangkan adanya kasus persoalan jilbab baru-baru ini, yang seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan. Apalagi memang pihak sekolah tidak pernah memaksa memakai jilbab bagi siswi nonmuslim, sehingga pribadi masing-masing bisa memilih mau berjilbab ataupun tidak.