Luhut Binsar Pandjaitan resmi menjabat Ketum PB PASI periode 2021-2025. Dipilih secara aklamasi, menepikan sejumlah nama beken di panggung nasional. Bisakah PASI berjaya?
Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) resmi memimpin Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) periode 2021—2025. Pemilihan berjalan mulus bagi Menteri Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi ini. Ia didapuk menjadi Ketua Umum melalui proses aklamasi dalam kongres yang berlangsung secara virtual, Senin lalu.
Pria kelahiran Simanggala, Tapanuli, Sumatera Utara, 28 September 1947, ini mendapat dukungan penuh dari 34 pengurus provinsi PB PASI dan satu pengurus Persatuan Atletik Master Indonesia (PAMI). Kepemimpinan Luhut ini melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan PB PASI menggantikan almarhum Mohamad "Bob" Hasan yang telah memimpin PB PASI selama 41 tahun —sejak 1979.
Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung, menyebut antusiasme pengurus daerah tinggi, sejak awal disodorkan nama Luhut Binsar Pandjaitan sebagai ketua umum. "Nama [Luhut] kita sosialisasikan ke daerah, dan daerah spontan setuju. Bahkan mereka inisiatif bikin surat pernyataan dukungan. Daerah melihat Pak Luhut memenuhi banyak kriteria," kata Tigor kepada Gatra, Jumat pekan lalu.
Masuknya purnawirawan Jenderal TNI bintang empat ini dalam bursa calon Ketum PB PASI, awalnya mengejutkan banyak pihak. Namanya baru dimunculkan seminggu sebelum kongres dimulai. Menurut sumber Gatra, pada rapat pengurus terbatas November 2020 silam, sosok Luhut belum beredar dan tidak ada dalam pendekatan.
Gerilya awal dari pengurus PASI Jaya untuk menjaring calon sebenarnya dimulai dengan pendekatan kepada Menteri BUMN, Erick Thohir. Juga ada nama Menparekraf, Sandiaga Uno. Namun keduanya belum bersedia untuk maju. "Sandiaga sebenarnya mau, tapi baru menjabat menjadi menteri. Jadi momennya kurang tepat, karena dia mau fokus genjot kinerja 100 hari dulu," kata seorang sumber Gatra.
Dalam proses pendekatan dan penjaringan calon, dia melanjutkan, ada cerita menarik. Yakni ketika Erick Thohir mundur dari proses kandidasi dan berupaya mendorong Ketua DPR RI, Puan Maharani, untuk maju. Erick kabarnya telah mengutus Raja Sapta Oktohari untuk membantu tim PASI Jaya berkonsolidasi dengan Puan. Sampai akhirnya, Puan pun mengutus Utut Adianto untuk melakukan penjajakan. "Puan sebenarnya bersedia, hampir 100%. Tinggal mencari waktu untuk melakukan pertemuan dengan pengurus PB PASI. Bahkan Utut sudah kontak Pak Tigor," sumber Gatra itu menjelaskan.
Di lain pihak, pengurus PASI Banten malah sudah mengunci nama Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman untuk maju menjadi calon Ketum PB PASI. Nama Dudung dimunculkan lantaran dinilai memiliki ikatan saudara dengan istri almarhum Bob Hasan, Pertiwi Soemadi. "Dari pengprov (pengurus provinsi) sebenarnya masih ada yang ingin PB PASI dipimpin oleh keluarga Bob Hasan juga," dia menambahkan.
Singkat cerita, ada dua nama yang kencang disuarakan untuk dibawa ke Kongres PASI: Puan Maharani dan Mayjen Dudung. Di luar dugaan, saat pengurus PB PASI menggelar rapat penyelenggaraan kongres, Selasa pekan lalu, nama LBP-lah yang diusung. Bahkan usai rapat keluar surat yang intinya nama yandicalonkan hanya Luhut.
Untuk sosialisasi akhirnya, pengurus pusat menggelar rapat dengan pengprov, Rabu pekan lalu. Mendengar nama Luhut inilah membuat banyak pengprov lainnya akhirnya "sepakat" —karena sebenarnya masih ada yang berharap dengan calon lain. Apalagi sudah beredar surat kesediaan Luhut menjadi Ketum PB PASI dengan kop kementerian.
Ketua PASI DI Yogyakarta, Teguh Rahardjo, menceritakan sekitar sepekan sebelum kongres sebenarnya sejumlah pengurus provinsi PASI juga sudah membahas calon ketua umum secara informal. "Saya memunculkan (nama calon) tokoh-tokoh yang dekat dengan pemerintah, seperti Sandiaga Uno, Erick [Thohir], Luhut, bahkan Prabowo [Subianto], Puan [Maharani], dan Menteri PUPR (Basuki Hadimulyono)," Teguh memaparkan.
Pengurus lain, kata Teguh, umumnya sepakat. Bahkan, pada rapat informal tersebut Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman dimunculkan. Dan memang, sebelum usulan dalam rapat informal tersebut, “teman-teman Jakarta” sudah menjajaki lebih dahulu beberapa tokoh yang ada. Namun akhinrya nama-nama calon yang beredar saat itu ditepikan karena yang dimunculkan pusat, hanya calon tunggal dengan nama LBP.
Teguh mengakui, sebenarnya dirinya kurang sreg dengan calon tunggal. Namun, aturan PASI tak mengatur proses pemilihan ketua umum secara detail, seperti proses penjaringan dan larangan calon tunggal. "AD ART tidak ada ketentuan yang mengatur (calon tunggal) itu," katanya.
Ia juga membeberkan, tak semua pengurus daerah sepakat dengan calon tunggal. "Tapi memang tidak ada pilihan. Positive thinking saja Pak Luhut punya kapasitas, komitmen, dan visi untuk PASI seperti disampaikan saat kongres 25 Januari," katanya.
Hal itu bisa terlihat dari proses surat dukungan dari pengprov yang tidak langsung semuanya bulat. Sumber Gatra menuturkan, awal yang mendukung calon tunggal LBP itu dari 11 pengprov. Jumat pekan lalu bertambah menjadi 14 suara dan Sabtu pekan lalu menjadi 31 surat dukungan. Hingga akhirnya pada ahad lalu, baru genap 34 surat dukungan setelah PASI Banten, Kalimantan Timur, dan Papua Barat akhirnya mendukung.
Tigor Tanjung enggan menjelaskan persoalaan proses pendekatan nama-nama calon Ketua Umum PB PASI. Namun ia mengatakan, pencarian ketua umum bukan perkara ringan. Menurut PB PASI, pada pencarian sosok ketum, tantangannya bukan hanya untuk "mendekati", melainkan juga didekati oleh sosok yang ingin menjadi ketua umum.
Hanya saja, PB PASI juga memprioritaskan pada pendekatan kepada orang-orang tertentu yang dianggap layak dengan melihat status pekerjaannya dan pandangannya terhadap olahraga atletik. "Sejumlah nama, baik dalam pendekatan maupun masukan, telah ditindak lanjuti dengan menunjukan perkembangan yang berbeda-beda. Di antara pihak yang didekati, Pak Luhut yang menyatakan kesediaannya secara lisan kepada Sekertaris Umum PB PASI dan juga mengirimkan pernyataan tertulis," ucap Tigor saat berbicara dalam Kongres PASI.
***
Luhut Binsar Pandjaitan, yang pernah memimpin Federasi Olahraga Karate-DO Indonesia (FORKI) dua periode (2001—2009), diharapkan bisa membawa angin segar bagi kemajuan atletik nasional.
Pengalaman Luhut dalam memimpin juga menjadi hal yang membuat kecondongan PB PASI mendekati sosok berusia 73 tahun tersebut. Dua periode memimpin FORKI, kemudian kenyang pengalaman di lembaga pemerintahan, dan memiliki akses luas menjadi nilai utama yang dinilai akan bermanfaat bagi PB PASI ke depan. "Pak Luhut juga memiliki karakteristik Pak Hasan. Seperti kedisiplinan beliau, kemauan keras supaya segala rencana bisa terwujud. Kedua hal ada memiliki kesamaan. Karakter mereka sama," cerita Tigor.
Ia pun percaya, Luhut mampu melanjutkan warisan Bob Hasan yang telah membina secara apik olahraga atletik nasional. Tigor pun mengakui sosok Luhut juga akan membawa perubahan di PB PASI. Karena menurutnya penyesuaian kebijakan di poros pimpinan pastinya akan berubah.
Tigor mencontohkan, jika di era Bob Hasan banyak kegiatan PASI yang disentralisasikan di pusat, maka kemungkinan ke depan, melihat karakter Luhut yang punya pola teritorial layaknya eks tentara, pengembangan akan dialihkan fokus ke daerah. Hal itu, juga demi memenuhi harapan pengurus daerah agar lebih diperhatikan dalam menangani hambatan pengembangan atletik di daerah selama ini.
"Kalau pada era Bob Hasan beliau banyak kegiatan yang dibawa ke sentral, sekarang menurut saya akan berubah di mana kita harus menyesuaikan ke daerah. Kalau semua di pusatkan, maka beban pusat juga akan sengat besar. Daerah juga harus bergiat dan membangun, baik sarana, SDM, dan organisasi juga harus diperbaiki itu nanti yang dalam waktu ke depan akan dilakukan," Tigor menambahkan.
LBP dalam sambutanya saat kongres menyebut olahraga atletik Sebagai nomor partisipan olahraga tertinggi dunia, harus terus dikelola dengan baik agar menjadi pembantu pemerintah dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul di bidangnya. "PASI harus berupaya memenuhi harapan masyarakat agar atlet-atlet atletik Indonesia mampu menempati posisi terhormat di tingkat regional dan internasional," ucapnya.
***
Atlet PB PASI Fauma Depril Jumara berharap, kepemimpnan Luhut dapat meneruskan cita-cita Bob Hasan. Menurutnya, Bob memiliki keinginan agar cabang olahraga (cabor) atletik tidak dipandang sebelah mata ketimbang cabor lain. "Bob ingin agar atlet-atlet PASI lolos Olimpiade, tapi bukan wild card," ujarnya kepada Gatra, Senin lalu.
Selama ini, banyak para atlet di PASI bisa mengikuti Olimpiade karena undangan. Baru-baru ini, sprinter Lalu Muhammad Zohri mampu menembus tiket Olimpiade Tokyo mendatang. Fauma melanjutkan, Bob selalu mendorong agar atlet-atlet PASI tidak berpikir untuk menjadi pemenang di PON atau SEA Games semata, melainkan juga Olimpiade.
Selain urusan prestasi, Luhut juga diminta agar menerapkan aturan khusus untuk Stadion Madya di Gelora Bung Karno. Selama ini, para atlet kerap terganggu ketika latihan di sana. Fauma mengungkapkan, stadion tersebut dibuka untuk siapa saja dan kapan saja, termasuk ketika para atlet profesional tengah berlatih. "Stadion itu khusus atletik, tapi ada yang masuk terus main sepak bola," kata Fauma.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengucapkan selamat dan terima kasih karena jenderal bintang empat itu mau berkontribusi untuk atletik Indonesia. "Tentu saya mengucapkan selamat dan terima kasih, karena Pak Luhut mau menjadi pimpinan cabor. Karena kita tahu untuk memimpin cabor ini juga bukan hal yang mudah, apalagi sedang di masa pandemi, untuk mendorong prestasi apalagi ini atletik, artinya butuh pengabdian luar biasa," ujar Amali kepada Gatra.
Amali yakin, LBP mampu melakukan tugasnya dalam memimpin PB PASI. "Atletik ini kan Olympic Number dan kita sangat merindukan prestasi-prestasi di bidang atletik ini, baik untuk kejuaraan-kejuaraan tingkat dunia, baik itu olympic dan di berbagai lomba lain dengan berbagai nomor kejuaraan," ucapnya.
Amali juga berharap, seluruh pemangku kepentingan di atletik dapat memberikan dukungan kepada LBP agar bisa memimpin dan atletik bisa berprestasi ke depannya. "Ke depan, kata Amali, karena sama-sama berada di Kabinet Indonesia Maju, menurutnya komunikasi akan semakin lancar," Amali mengungkapkan.
Gandhi Achmad, M. Guruh Nuary, Ucha Julistian Mone, M. Almer Sidqi, dan Arif Koes Hernawan (Yogyakarta)
Luhut Binsar Pandjaitan
Ketua Umum PB PASI
PASI Harus Terus Dikelola dengan Baik
Terpilihnya Menteri Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan, menjadi Ketua Umum PB PASI periode 2021—2025 menjadi catatan sejarah bagi cabor atletik. Ia pun mengaku senang terpilih karena dirinya secara tidak langsung juga memiliki interest dalam bidang olahraga atletik.
Apalagi, di masa pagebluk Covid-19 ini, Luhut juga akan mendorong dan mengajak seluruh pemangku kepentingan baik para atlet, pengurus, dan pelatih untuk membangun teamwork yang kuat agar bisa bersinergi satu sama lain.
Sinergi ini sangat penting, menurut Luhut, karena dampak pandemi ini merupakan tantangan terbesar untuk atletik dan olahraga lainnya. Saat kompetisi tingkat nasional, regional, maupun internasional mengenai penundaan bahkan pembatalan. Usai kongres virtual pada Senin lalu, Luhut pun bersedia diwawancarai oleh wartawan Gatra Wahyu Wachid Anshory. Berikut petikannya:
Bagaimana ceritanya pada akhirnya Anda bersedia maju?
Saya sebenarnya ini tiap hari treadmill itu aja setiap hari saya rata-rata 50 sampai 1 jam 15 menit, 1 jam 30 menit kalau hari Sabtu Minggu. Saya treadmill pasti nonton YouTube. Bertahun-tahun ini hobi saya lihat atletik dan berenang. Karena saya dulu perenang. Saya lihat itu agak sedikit hafal bagaimana berlatih itu segala macam. Jadi begitu ada nyari-nyari ketua ini, saya pikir saya tanya Pak Tigor. Terus Pak Tigor sampaikan ada. Pak Tigor juga nawarin, kemudian teman-teman bantu, ya sudah saya ikut.
Apa pertimbangan terbesar Anda dalam meyakinkan semua pemilik suara bahwa Anda layak memimpin?
Jadi saya ini yang kedua kali mengemban tugas semacam ini dulu saya dua periode menangani sebagai Ketua Umum FORKI. Sekarang saya menangani ini. Saya sadar akan posisi strategis olahraga atletik sebagai mother of all sports dan number one olympic sport. Ditambah lagi partisipan tertinggi dunia, maka saya berpendapat PASI harus terus dikelola dengan baik agar menjadi membantu pemerintah dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul di bidangnya. PASI harus berupaya memenuhi harapan masyarakat agar atlet-atlet atletik Indonesia mampu menempati posisi terhormat di tingkat regional dan internasional.
Apakah Anda ingin meneruskan cita-cita Bob Hasan?
Saya ingin menyampaikan rasa hormat saya ucapan terima kasih kepada almarhum Bapak Muhammad Hasan yang layak jadi bapak atletik Indonesia melalui jasa dan pengabdiannya selama puluhan tahun menjadi Ketua Umum PB PASI. Beliau telah meletakkan fondasi, tiang-tiang, bahkan semua bangunan atlet Indonesia yang kokoh yang kita harus pelihara bersama.
Saya akan berusaha melanjutkan perjuangan dan cita-cita almarhum agar PASI berkembang terus dan menghasilkan atlet yang membanggakan dengan prestasi tingkat dunia. Terus terang, nanti pelajari semua dan saya tahu Pak Bob orangnya passion banget. Saya kira kita bisa terusin apa yang terlihat bagus kenapa tidak, kenapa mesti membongkar-bongkar kalau memang sudah bagus. Kita juga akan meneruskan capaian-capaian yang sudah dilakukan Pak Bob Hasan, saya kira beliau legend dalam pembinaan atletik. Kita menghormati beliau.
Apa visi dan misi Anda untuk PASI?
Kita nanti akan fokus kepada apa namanya beberapa cabang dari 48 nomor atletik ini. Nanti kita akan melihat mana sih yang kita kira-kira bisa juara. Kedua kita menotifikasi daerah-daerah mana sebenarnya yang melahirkan atlet-atlet dalam bidang tertentu yang spesifik misalnya NTT dan NTB. Tim sedang inventarisasi.
Ketiga betul-betul melihat dengan science. Kita akan bekerja sama dengan beberapa negara yang kita anggap leading di regional ini. Untuk berapa nomor kita berpikir untuk mengirimkan pelatih-pelatih terbaik kita ke sana. Dengan begitu, kita harap penyiapan tim atletik kita, dalam beberapa belas atau puluh dari 48 nomor itu, akan betul-betul berangkat dan mencapai target pencapaian prestasi.
Apa program prioritas Anda dalam waktu dekat ini?
Tentu, paling penting pengurus ini. Saya sudah bicara dengan Pak Zacky dan Pak Tigor. Kita ingin itu selesai rampung dalam dua minggu ke depan paling lama. Setelah itu rampung, kita langsung membuat agenda dan time table dalam beberapa bidang. Tapi satu yang menjadi agenda kita mau perbaiki adalah sekolah olahraga.
Saya sangat percaya kepada masalah ilmu matematik utamanya. Tadi saya sudah sudah engage Profesor Surya Johanes, yang selalu membimbing dalam bidang Olimpiade. Kebetulan dia jadi staf khusus saya. Dia yang nanti dengan tim menyusun kurikulum khusus menyangkut masalah dari matematika hingga fisika.
Dengan demikian, anak-anak ini, ketika selesai bertanding, punya masa depan yang baik. Saya lihat bagaimana di Tiongkok, sistemnya di Amerika. Dan di kita, kelihatannya masalah pendidikan kurang. Kita akan melakukan perbaikan di sini.
Pak Zacky dan Pak Tigor mengingatkan saya, pengurus nanti harus harus ada regenarasi yang lebih muda. Biarlah mereka nanti lebih banyak berperan, teknik ke bawah mereka punya keinginan untuk bikin maju rata-rata berumur 20 sampai 30-an. Mereka-mereka ini saya pikir akan banyak berperan mengilmiahkan atletik, sehingga kita harap bisa lebih baik lagi ke depan.
Bagaimana dengan target?
Kalau soal target, terlalu dini saya ngomong karena saya belum lihat semua. Tapi yang penting saya konsolidasi beberapa bulan ini, karena Covid-19 jadi handicap juga untuk konsolidasi.
PASI ini juga membutuhkan dana besar untuk kegiatannya. Apakah Anda Siap?
Kan sudah saya bilang dua kali, memang PB FORKI enggak nombokin. Soal nombok-nombokin kita lihatlah sambil jalan. Kalau soal itu nanti segala macam kita sambil jalan, kita lihat nanti. Saya sudah bincang-bincang sama Pak Zacky dan Pak Tigor maupun dengan tim. Tentu adalah nanti langkah-langkah yang kita lakukan untuk itu.