Boyolali, Gatra.com – Gunung Merapi mengalami beberapa kali erupsi pada Rabu (27/1). Erupsi ini mengakibatkan hujan abu ke arah timur yakni di wilayah Kecamatan Tamansari, Boyolali, Jawa Tengah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinungharjo mengatakan, hujan abu terjadi dua kali yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Merapi. Hujan abu pertama terjadi pada pukul 06.03 WIB dengan volume abunya yang tipis.
”Kalau yang tadi pagi hujan abunya tipis,” ucapnya saat dihubungi Gatra.com melalui saluran telepon.
Namun pada erupsi sekitar pukul 13.45 WIB, mengakibatkan hujan abu bercampur pasir tebal di kawasan Desa Sanggup, Kecamatan Tamansari, Boyolali.
”Kalau yang siang ini jauh lebih lebat hujan abunya dibandingkan tadi pagi,” katanya.
Pihaknya langsung melakukan dropping masker dan melakukan penanganan di daerah terdampak. ”Tadi yang tebal di desa Sanggup, kecamatan Tamansari. Kalau di kecamatan Selo malah mandali (aman terkendali). Tadi saya sudah melihat kesana,” ucapnya.
Sementara itu unntuk wilayah Klaten tidak ada dampak akibat erupsi gunung Merapi. Namun BPBD Klaten mengimbau warga yang ada di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) untuk segera turun.
”Di sini masih mandala. Tapi kita juga langsung minta masyarakat untuk yang ada di wilayah KRB agar turun,” ucap Kepala BPBD Klaten Sip Anwar.
Ia mengaku, masih banyak warga yang memilih bertahan di rumahnya meskipun mereka tinggal di wilayah KRB III. Kebanyakan yang masih enggan mengungsi yakni warga yang masuk wilayah desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten.
Selain itu yang diimbau untuk turun yakni yang aktivitas penambang pasir. Dari pantauan BPBD masih ada penambang pasir yang beraktivitas normal. Namun kemudian ada imbauan dari Polres Klaten agar mereka turun.
”Tadi pak Kapolres sudah mengimbau mereka untuk turun,” ucapnya.